Serang (ANTARA) - Ribuan masyarakat mengunjungi "Festival Jajan Pempek" yang diselenggarakan di Ubud Paradise, Living World, Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten pada 28-29 Mei 2022 hasil kerja sama RPX Logistic, Asosiasi Pengusaha Pempek Palembang (Asppek), dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
"Kami tak menyangka pengunjung seramai ini. Ini menunjukkan kuliner pempek sudah dikenal seluruh lapisan masyarakat Indonesia," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kreatif Sumatera Selatan, Aufa Syahrizal di tengah-tengah kegiatan festival di Alam Sutera, Tangerang Selatan, Sabtu.
Baca juga: Alam Sutera luncurkan hunian baru dengan KPR spesial
Aufa menargetkan pempek yang saat ini sudah mendapat sertifikat warisan budaya tak benda dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI bisa mendapat pengakuan dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) seperti halnya dengan tempe dan jamu yang sudah mendunia.
Aufa mengatakan agar diakui UNESCO, jajanan pempek harus kerap disertakan dalam ajang internasional seperti belum lama ini mengikuti festival kuliner di Berlin, Jerman, dengan harapan ke depan bisa menjadi panganan universal yang tidak saja disukai masyarakat Sumatera Selatan saja tetapi juga di Indonesia bahkan dunia.
Tak hanya itu, perajin pempek juga harus terus diedukasi bagaimana membuat produk yang higienis dan pengemasan yang baik agar bisa tahan lama dalam suhu kamar.
Tingginya respons pengunjung untuk menikmati jajanan pempek, membuat Aufa berencana mengajak Asppek dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI untuk menggelar festival serupa di lokasi lain seputar Jabodetabek.
Terkait lokasi di Alam Sutera sendiri, menurut Aufa, pertimbangannya karena dekat dengan bandara Soekarno Hatta sehingga memudahkan peserta yang mayoritas pelaku UMKM pempek Palembang mengikuti festival serta pertimbangan lain Living World banyak dikunjungi masyarakat.
Senada dengan Aufa, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkot Palembang Sulaiman Amin mengatakan pelaku UMKM pempek di Kota Palembang jumlahnya mencapai puluhan ribu mulai dari yang memiliki lokasi jualan hingga yang berkeliling dengan beragam varian.
Terkait hal itu, Sulaiman mengatakan telah menyiapkan program untuk mendorong kuliner pempek Palembang ini bisa mendunia diantaranya melalui kolaborasi event seperti digelar di Alam Sutera yang melibatkan Asppek.
Bahkan kalau bisa seluruh warisan kuliner tradisional Palembang akan dihadirkan dalam gelaran berbentuk ekspo seperti kerupuk, aneka kue, dan pindang yang selama ini memang sudah dikenal masyarakat Indonesia.
Sedangkan CEO RPX Group Taufick D Mochtar menyatakan merasa terpanggil untuk mengembangkan potensi UMKM di Indonesia yang demikian besar sehingga perusahaan yang semula memang lebih banyak bermain di layanan perusahaan (b2b) kini juga menggarap ritel (c2c).
"Kami baru saja meluncurkan aplikasi berbasis online Kiriman Express untuk memudahkan UMKM lokal. Dengan layanan ini, penjual bisa mengirim produk ke seluruh dunia. Mereka juga bisa memanfaatkan layanan pick-up untuk mengirim paket tanpa harus datang ke gerai," kata Taufick.
Taufick juga mengungkapkan RPX saat ini memiliki sembilan unit usaha lain yang saling terintegrasi untuk menjawab kebutuhan logistik meliputi e-commerce, pergudangan logistik, pengiriman internasional, pengiriman domestik, distribusi, kargo internasional, layanan kepabeanan (custom clearance), gudang transit, dan layanan digital (enabler).
Taufick berharap dengan hadirnya RPX sebagai one stop logistic (OSL) maka pelaku bisnis khususnya UMKM tidak lagi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan logistik karena RPX menyediakan solusi dari hulu hingga hilir (end to end solution) dalam satu perusahaan yang sama.
"Pelaku UMKM lokal bisa memanfaatkan jasa logistik RPX untuk dapat mengenalkan kuliner atau kerajinan khas Indonesia ke kancah dunia," tutur Taufick.
Lebih jauh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumatera Selatan Amiruddin mengatakan untuk mengembangkan UMKM pempek pemerintah daerah secara berkesinambungan menyelenggarakan program pembinaan mulai dari produksi hingga pemasaran termasuk menyediakan wadah melalui market place.
"Kita punya layanan Integrasi Bisnis Startup (IBS) dan sumsel mall yang bisa dimanfaatkan pelaku UMKM memasarkan produk," kata Amiruddin.
Tak hanya itu, Pemprov Sumsel juga kerap berkolaborasi dengan instansi pemerintah pusat untuk mengembangan UMKM seperti dengan Kementerian Keuangan untuk penganggaran dan fasilitas pajak serta dengan BUMN untuk UMKM binaan, jelas Amiruddin.
Amiruddin berharap dengan berbagai upaya kolaborasi itu UMKM di Sumsel dapat terus berkembang bahkan data terakhir jumlahnya sudah mencapai 860.000 UMKM yang mana sebanyak 10 persen merupakan pelaku usaha kuliner khususnya pempek.
Amiruddin juga mengatakan segera menerapkan teknologi pengemasan agar pempek produksi UMKM Sumsel mampu bertahan dalam jangka waktu lebih lama dalam suhu ruang agar mampu memperluas pasar internasional yang sampai saat ini baru sampai negara-negara Asia Tenggara dan Arab Saudi.
"Pempek ini usianya hanya dua hingga tiga hari saja sehingga menjadi kendala untuk pengiriman. Dengan adanya teknologi pengemasan ini diharapkan pempek bisa menembus pasar internasional," harap Amiruddin.
Sedangkan Deputi Bidang Pembangunan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Vinsensius Jemadu mengatakan program "Indonesia Spice Up The World" (ISUTP) terus digulirkan untuk mengembangkan kuliner tradisional Indonesia.
"Kita saat ini sudah punya rendang, bakso, soto, nasi goreng, dan ini pempek juga bisa. Ternyata semua lidah cocok maka bisa untuk go international," kata Vinsensius.
Dalam rangka itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif siap untuk memberikan dukungan melalui desain dan pelatihan agar produk bisa dipasarkan lebih luas.
"Kita juga punya bantuan insentif mengingat selama pandemi banyak pelaku UMKM yang mengalami kesulitan. Dengan bantuan itu diharapkan mereka mendapat akses permodalan agar bisa tetap survive di tengah pandemi," kata Vinsensius.
Dalam Festival Pempek di Alam Sutera, Vinsensius mengaku kaget dengan animo masyarakat soalnya dalam waktu dua jam setelah event dibuka sebanyak empat ton pempek yang dijual 40 peserta habis diborong masyarakat.
"Kaget juga saya soalnya enam ton itu biasa mereka jual untuk seluruh cabang, ini empat empat ton dalam dua jam," kata Vinsensius.
Bahkan beberapa mal sudah menanyakan kepada Asppek untuk bisa bekerja sama menggelar festival serupa, ujar Vinsensius.
Ribuan kunjungi "Festival Jajan Pempek" di Alam Sutera
Minggu, 29 Mei 2022 18:40 WIB
Kami baru saja meluncurkan aplikasi berbasis online Kiriman Express untuk memudahkan UMKM lokal