Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesudibjo menyatakan para pelaku pariwisata harus mengambil peran aktif dalam menanggulangi bencana demi mewujudkan industri pariwisata yang berkelanjutan.
"Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, berkomitmen untuk agenda ini dengan membangun pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan," ujarnya dalam sesi Ministrial Round Table di forum Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022, Bali, lewat keterangan resmi, Jakarta, Kamis.
Baca juga: Ketua PHRI optimistis sektor pariwisata Banten kembali menggeliat
Dalam kesempatan tersebut, ia membicarakan masalah pembiayaan Disaster Risk Reduction/DRR (pengurangan risiko bencana) di destinasi pariwisata. Kata Angela, biaya kerugian bencana akan melebar tergantung ekosistem pariwisata tersebut.
"Biaya kerugian bencana melebar karena pariwisata tergantung pada ekosistem yang utuh dan kepercayaan yang dibangun selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, pencegahan dan kesiapsiagaan bencana sangat penting untuk rencana manajemen terpadu," ungkap dia.
Karena itu, diperlukan kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam mengatai bencana.
Staf Ahli Manajemen Krisis Fadjar Hutomo menyampaikan bahwa pihaknya meluncurkan aplikasi Carbon Footprint Calculator sebagai upaya mewujudkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.
“Program Carbon Footprint Calculator (CFPC) merupakan upaya Kemenparekraf dalam melakukan pengimbangan nilai emisi yang telah dihasilkan, dengan menyerap jejak karbon demi membantu mencegah dampak buruknya pada iklim,” ucapnya.
Seperti diketahui, Indonesia menjadi tuan rumah dalam Forum GPDRR ke-7 pada 23 Mei hingga 28 Mei 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali.
Forum GPDRR diselenggarakan sebagai wadah partisipasi para pemangku kepentingan di bidang kebencanaan saling membagikan praktik terbaik dalam menanggulangi risiko bencana.