Cuaca yang belakangan kerap berubah dan ombak tinggi menjadi momok menakutkan bagi nelayan untuk melaut. Akibatnya, bisa ditebak, kehidupan para nelayan menjadi agak sulit dengan tidak menangkap ikan ke laut luas. Karenanya, pemberian alat pancing oleh PT Indo Raya Tenaga (IRT) selaku pengelola PLTU Jawa 9&10, sangat diapresiasi oleh nelayan di lingkungan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Rukun Nelayan Suralaya. Rabudin, Selasa (12/4) menyampaikan, bantuan alat pancing jelas bisa membantu para nelayan untuk memiliki kelengkapan alat tangkap ikan.
“Saat ini kondisi di laut cuacanya sedang terjadi angin kencang. Banyak nelayan yang tidak melaut, sehingga banyak nelayan yang menyandarkan kapalnya di pangkalan nelayan Suralaya ini. Pemberian alat pancing ini jelas sangat membantu," kata Rebudin usai menerima bantuan alat pancing yang diserahkan oleh manejemen IRT yang juga mengelola pembangkit berteknologi ramah lingkungan, PLTU USC Jawa 9&10.
Rebudin mengatakan, pihaknya berterimakasih kepada pihak PT IRT yang kerap membantu nelayan di Suralaya. “Dengan jumlah bantuan yang ada, kemudian kita bagikan kepada pada nelayan,” kata Rebudin.
Sementara, General Manager IRT Steve Andrianto mengatakan bahwa komunitas nelayan merupakan komunitas yang keberadaannya beriringan dengan Proyek Jawa 9&10, sehingga tentunya kami memperhatikan kehidupan nelayan yang berada di sekitar pembangkit.
“Secara berkesinambungan PT Indo Raya Tenaga mendukung kegiatan nelayan, berupa pemberian fasilitas untuk melaut diantaranya memberikan kail,” urai Steve.
Pangkalan nelayan Rukun Suralaya sendiri dibangun oleh PT IRT beberapa waktu lalu. Pangkalan nelayan ini dibangun dengan lebar 57 meter dan panjang 215 meter. Kolam bandar seluas 1,3 hektar akan mampu menampung sebanyak 100 kapal nelayan. Saat bersamaan dengan pembangunan pangkalan nelayan, pengelola PLTU USC Jawa 9&10 juga mendirikan sebuah Masjid dan membantu beberapa sekolah di lokasi terdekat.
Keberadaan pangkalan nelayan ini juga pernah disoroti kalangan Dewan dari Provinsi Banten. Dewan menilai relokasi nelayan dan perhatian terhadap mereka oleh manajemen PLTU USC Jawa 9&10 sangat baik. Pembuatan pangkalan nelayan dan berbagai fasilitas pendukung buat mereka, selayaknya dicontoh oleh industri lainnya di wilayah yang sama, di Provinsi Banten. Aspek keselarasan dengan lingkungan, ternyata juga sangat diperhatikan dan dikelola baik.
Hal itu diungkapkan Komisi IV DPRD Provinsi Banten, Ida Rosida Lutfi dan Dede Rohana Putera saat mengunjungi pembangkit listrik ultra super critical berkapasitas 1000×2 MW yang dalam proses pembangunan tersebut, beberapa waktu lalu.
Dede Rohana Putera yang juga anggota dari Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) mengatakan, dari kegiatan monitoringnya di pangkalan nelayan di Suralaya, pihaknya menemukan sejumlah fakta yang sangat baik dilakukan IRT.
“Bagus tuh dibikin kayak gitu. Kalau saya lihat tadi hasil kunjungan, nelayan tidak merasakan dampak penggusuran untuk kepentingan proyek PLTU 9&10, jadi lebih baguslah,” kata Dede, di pangkalan nelayan Suralaya beberapa waktu lalu.
Bantu Anak Yatim
Selain berbagi dengan nelayan, PT IRT juga berbagi kepada anak yatim dan fakir miskin. Di awal Ramadhan, digelar doa bersama dan santunan anak yatim di Masjid Raudhatul Jannah, Suralaya.
Hadir dalam kesempatan tersebut, masyarakat dari Suralaya, Lebakgede, dan Salira. Dalam kesempatan tersebut, hadir tokoh masyarakat Pulomerak Ustad Unang, yang memimpin doa bersama, dan sejumlah karyawan PT IRT.
“Semoga dengan bersedekah, memberikan santunan kepada ayak yatim, piatu, dan fakir miskin, pihak PT IRT dalam melaksanakan pekerjaan bisa berjalan dengan baik dan lancar, serta di jauhkan dari bahaya,” singkatnya.
Sementara, Steve Adrianto menjelaskan bahwa pihaknya selalu bersilaturahmi dengan masyarakat. Kehadiran PLTU USC Jawa 9&10 juga sejatinya ditujukan memberikan manfaat buat warha sekitar. Mengingat ini bulan Ramadhan, hal sama dilakukan. ”Rutininas bakti sosial ini merupakan agenda yang dilakukan pihak PT IRT, yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya ketika menjelang bulan suci Ramadhan,” jelasnya.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Rukun Nelayan Suralaya. Rabudin, Selasa (12/4) menyampaikan, bantuan alat pancing jelas bisa membantu para nelayan untuk memiliki kelengkapan alat tangkap ikan.
“Saat ini kondisi di laut cuacanya sedang terjadi angin kencang. Banyak nelayan yang tidak melaut, sehingga banyak nelayan yang menyandarkan kapalnya di pangkalan nelayan Suralaya ini. Pemberian alat pancing ini jelas sangat membantu," kata Rebudin usai menerima bantuan alat pancing yang diserahkan oleh manejemen IRT yang juga mengelola pembangkit berteknologi ramah lingkungan, PLTU USC Jawa 9&10.
Rebudin mengatakan, pihaknya berterimakasih kepada pihak PT IRT yang kerap membantu nelayan di Suralaya. “Dengan jumlah bantuan yang ada, kemudian kita bagikan kepada pada nelayan,” kata Rebudin.
Sementara, General Manager IRT Steve Andrianto mengatakan bahwa komunitas nelayan merupakan komunitas yang keberadaannya beriringan dengan Proyek Jawa 9&10, sehingga tentunya kami memperhatikan kehidupan nelayan yang berada di sekitar pembangkit.
“Secara berkesinambungan PT Indo Raya Tenaga mendukung kegiatan nelayan, berupa pemberian fasilitas untuk melaut diantaranya memberikan kail,” urai Steve.
Pangkalan nelayan Rukun Suralaya sendiri dibangun oleh PT IRT beberapa waktu lalu. Pangkalan nelayan ini dibangun dengan lebar 57 meter dan panjang 215 meter. Kolam bandar seluas 1,3 hektar akan mampu menampung sebanyak 100 kapal nelayan. Saat bersamaan dengan pembangunan pangkalan nelayan, pengelola PLTU USC Jawa 9&10 juga mendirikan sebuah Masjid dan membantu beberapa sekolah di lokasi terdekat.
Keberadaan pangkalan nelayan ini juga pernah disoroti kalangan Dewan dari Provinsi Banten. Dewan menilai relokasi nelayan dan perhatian terhadap mereka oleh manajemen PLTU USC Jawa 9&10 sangat baik. Pembuatan pangkalan nelayan dan berbagai fasilitas pendukung buat mereka, selayaknya dicontoh oleh industri lainnya di wilayah yang sama, di Provinsi Banten. Aspek keselarasan dengan lingkungan, ternyata juga sangat diperhatikan dan dikelola baik.
Hal itu diungkapkan Komisi IV DPRD Provinsi Banten, Ida Rosida Lutfi dan Dede Rohana Putera saat mengunjungi pembangkit listrik ultra super critical berkapasitas 1000×2 MW yang dalam proses pembangunan tersebut, beberapa waktu lalu.
Dede Rohana Putera yang juga anggota dari Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) mengatakan, dari kegiatan monitoringnya di pangkalan nelayan di Suralaya, pihaknya menemukan sejumlah fakta yang sangat baik dilakukan IRT.
“Bagus tuh dibikin kayak gitu. Kalau saya lihat tadi hasil kunjungan, nelayan tidak merasakan dampak penggusuran untuk kepentingan proyek PLTU 9&10, jadi lebih baguslah,” kata Dede, di pangkalan nelayan Suralaya beberapa waktu lalu.
Bantu Anak Yatim
Selain berbagi dengan nelayan, PT IRT juga berbagi kepada anak yatim dan fakir miskin. Di awal Ramadhan, digelar doa bersama dan santunan anak yatim di Masjid Raudhatul Jannah, Suralaya.
Hadir dalam kesempatan tersebut, masyarakat dari Suralaya, Lebakgede, dan Salira. Dalam kesempatan tersebut, hadir tokoh masyarakat Pulomerak Ustad Unang, yang memimpin doa bersama, dan sejumlah karyawan PT IRT.
“Semoga dengan bersedekah, memberikan santunan kepada ayak yatim, piatu, dan fakir miskin, pihak PT IRT dalam melaksanakan pekerjaan bisa berjalan dengan baik dan lancar, serta di jauhkan dari bahaya,” singkatnya.
Sementara, Steve Adrianto menjelaskan bahwa pihaknya selalu bersilaturahmi dengan masyarakat. Kehadiran PLTU USC Jawa 9&10 juga sejatinya ditujukan memberikan manfaat buat warha sekitar. Mengingat ini bulan Ramadhan, hal sama dilakukan. ”Rutininas bakti sosial ini merupakan agenda yang dilakukan pihak PT IRT, yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya ketika menjelang bulan suci Ramadhan,” jelasnya.