Pandemi COVID-19 varian baru deltracron yang merupakan gabungan mutasi dari varian delta dan omicron di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, hingga saat ini belum terdeteksi penyebarannya.
Jubir Gugus Tugas Percepatan dan Penanggulangan COVID-19 Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah di Lebak, Senin menyatakan, masyarakat tetap harus waspada penyebaran varian deltracron karena masih dalam penelitian oleh World Health Organization (WHO).
Penyebaran COVID-19 varian deltarcron masih dalam pemantauan dan penelitian WHO, termasuk gejalanya.
Selama ini, kata dia, di Kabupaten Lebak belum terdeteksi COVID-19 varian deltarcron tersebut.
Namun, beberapa gejala yang harus diperhatikan yakni suhu tinggi, batuk terus menerus, kehilangan indera penciuman dan perasa, sakit kepala, serta sesak napas.
"Meski belum ditemukan di Lebak, tetapi warga waspada varian baru itu," katanya menjelaskan.
Menurut dia, apabila COVID-19 varian deltarcron terjadi di Kabupaten Lebak, tentu pemerintah daerah akan optimalisasi penguatan upaya 3T (tracing, testing dan treatment).
Selain itu juga Satgas COVID-19 memaksimalkan operasi protokol kesehatan (prokes) di tempat-tempat keramaian.
Selain itu juga masyarakat wajib memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilisasi dan menghindari kerumunan (5M).
Masyarakat juga wajib menyukseskan program vaksinasi untuk membangun kekebalan komunal ( herd immunity), sehingga jika terkena COVID-19 tidak menimbulkan sakit parah yang mengakibatkan kematian.
"Kami minta warga patuhi prokes, 5M dan vaksinasi untuk mencegah penyebaran virus yang mematikan itu, " katanya.
Kepala Bidang Humas RSUD Adjidarmo Rangkasbitung Kabupaten Lebak dr Jauhari Assukri mengatakan hingga saat ini belum ditemukan adanya pasien COVID-19 jenis varian deltarcron.
Kebanyakan pasien yang ditangani COVID-19 itu jenis varian omicron.
"Kami saat ini hanya beberapa pasien yang masih menjalani perawatan inap dan sebagian besar sudah sembuh," katanya.