Perajin dompet di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, berkembang di tengah pandemi COVID-19, sehingga dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat padesaan dan penyerapan lapangan pekerjaan.
"Kita terus membina dan mempromosikan usaha kerajinan dompet, " kata Kepala Bidang UMKM pada Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Abdul Waseh di Lebak, Sabtu.
Baca juga: Warga korban bencana tanah bergerak di Kabupaten Lebak butuh bantuan pangan
Baca juga: Warga korban bencana tanah bergerak di Kabupaten Lebak butuh bantuan pangan
Kerajinan dompet di Kabupaten Lebak berkembang di tengah pandemi, karena permintaan pasar melonjak.
Kebanyakan produksi kerajinan dompet itu dengan kemitraan pengusaha dari Jakarta.
Mereka pengusaha itu nantinya menampung hasil produksi dompet dengan harga berkisar Rp700-800 ribu/ kode atau 22 satuan dompet.
Dengan pola kemitraan yang melibatkan pengusaha itu dipastikan sangat terbantu pendapatan ekonomi usaha kerajinan dompet.
"Kami minta perajin dompet terus meningkatkan mutu dan kualitas, sehingga bisa bersaing pasar, " katanya menjelaskan.
Menurut dia, saat ini, jumlah pelaku UMKM produksi kerajinan dompet mencapai puluhan unit usaha dan menyerap ratusan tenaga kerja lokal.
Kehadiran usaha kerajinan dompet tentu menyumbangkan pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan, sehingga pemerintah daerah memberikan bantuan promosi pemasaran.
Bahkan, produksi kerajinan dompet juga ditampung di Plaza Rangkasbitung.
"Kami mendorong usaha kerajinan dompet tetap berkembang, karena dapat mengatasi kemiskinan dan pengangguran, " kata Abdul Waseh.
Rahmat (55) seorang perajin dompet di Desa Giri Mukti Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak mengaku di tengah pandemi permintaan pasar meningkat dan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
Selama ini, kata dia, di wilayah itu merupakan sentra kerajinan dompet dan produksinya dipasok ke Pasar Senin dan Mangga Dua Jakarta.
"Kami memasok produksi dompet ke Jakarta karena menjalin kemitraan dengan pengusaha itu," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan, pihaknya mampu memproduksi hingga 20 kodi/ minggu dengan omzet mencapai Rp16 juta/pekan.
Selama ini, permintaan dompet cenderung meningkat sehubungan kasus COVID-19 secara nasional menurun.
"Semua produksi dompet itu ditampung oleh pengusaha dari Jakarta, " katanya.