Kantor Kementerian Agama Lebak, Banten, hingga kini belum menemukan pondok pesantren (ponpes) yang terafiliasi dengan paham terorisme maupun radikal yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Sampai saat ini belum ada ponpes di sini yang terpapar terorisme dan radikalisme," kata Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lebak H Badrusalam di Lebak, Rabu (2/2).
Baca juga: Atlet Kempo Lebak optimistis raih prestasi di kejuaraan Popda
Baca juga: Atlet Kempo Lebak optimistis raih prestasi di kejuaraan Popda
Kemenag Kabupaten Lebak hingga kini terus melakukan pembinaan kepada ponpes dengan melibatkan tenaga penyuluh agama di 28 kantor urusan agama (KUA) kecamatan.
Kehadiran mereka itu, kata dia, mampu memberikan wawasan kebangsaan dan cinta Tanah Air juga peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang unggul di bidang keagamaan sehingga memberikan kontribusi terhadap pembangunan.
Dimana pembangunan yang dilakukan pemerintah berbagai sektor, termasuk bidang pendidikan keagamaan berbasis ponpes.
Kehadiran ponpes untuk membentuk akhlak mulia juga memegang teguh ajaran Islam sebagai agama "rahmatan lil alamin" atau kasih sayang bagi seluruh alam.
Ponpes juga mencetak santri yang mencerminkan sikap rendah hati, saling menghormati, menghargai, toleran, kerukunan, keteladanan, NKRI dan moderat.
Karena itu, pendidikan ponpes menyampaikan pengajaran kepada santrinya tentang kebaikan (kemaslahatan), ibadah (ubudiyah) kepada Allah SWT dan mencintai Tanah Air (kenegaraan).
Sebab, kata dia, cinta Tanah Air merupakan sebagian dari iman.
"Kami di sini tidak ada ponpes yang terpapar karena mendalami ilmu Alquran, kitab gundul, nahwu, hadits, fiqih, bahasa Arab, akhlak, akidah, dan sejarah Islam," katanya.
Untuk pencegahan terorisme dan radikalisme, kata dia, juga melibatkan semua elemen, seperti Forum Kerukunan Umat Beragama ( FKUB), Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) dan Forum Lintas Agama.
Selain itu juga berbagai organisasi kemasyarakatan (Ormas) di antaranya Nahdlatul Ulama ( NU), Muhamadiyah, Persis dan tokoh agama.
Selama ini, kata dia, semua elemen berjalan baik, sehingga tidak ditemukan ponpes yang berafiliasi terorisme dan radikalisme.
"Kami mengapresiasi hingga kini tidak ada ponpes yang terpapar terorisme dan radikalisme," katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Pondok Pesantren Kementerian Agama Kabupaten Lebak Ajrum Firdaus mengatakan pihaknya saat ini jumlah ponpes di daerah ini tercatat 2.132 unit tersebar di 28 kecamatan dan mereka lebih mengedepankan pendidikan agama Islam dan tidak mengajarkan paham-paham kekerasan.
Sebagian besar pondok pesantren di sini dibangun masyarakat juga dikelola secara tradisional atau salafiyah.
"Semua pembelajaran di pesantren salafiyah itu disampaikan seorang kiai juga ustaz yang sudah dipercaya keilmuwannya oleh kiai," katanya.
Sementara itu, Ketua FSPP Kabupaten Lebak Ade Bujhaeremi mengatakan ponpes bagian terdepan untuk melawan kaum terorisme dan radikalisme, karena agama Islam penuh kedamaian dan kecintaan pada sesama manusia hingga alam dan lingkungan.
"Semua pesantren di sini memperdalam ilmu-ilmu agama Islam yang benar dan tidak ada berafiliasi terorisme," ujarnya.