Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menghentikan status tanggap darurat gempa tektonik bermagnitudo 6,6 yang terjadi Jumat (14/1), hingga menimbulkan kerusakan 214 rumah dan fasilitas umum.
"Penghentian tanggap darurat gempa itu setelah 14 hari penanganan kebencanaan dengan baik," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama di Lebak, Jumat.
Baca juga: Kanwil DJP Banten Bantu Korban Gempa Sumur
Baca juga: Kanwil DJP Banten Bantu Korban Gempa Sumur
Pemerintah Kabupaten Lebak kini memfokuskan pengajuan rumah dan fasilitas umum yang rusak akibat gempa bumi tersebut.
Berdasarkan hasil verifikasi di lapangan tercatat sebanyak 214 rumah dan gedung fasilitas umum, seperti sekolah, tempat ibadah dan perkantoran pemerintah.
Kerusakan sarana rumah dan fasilitas umum itu diajukan ke Pemerintah Provinsi Banten dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Pelaksanaan verifikasi itu melibatkan BPBD setempat, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR ) dan Dinas Permukiman dan Pertanahan.
"Kami berharap secepatnya rumah dan gedung fasilitas umum itu kembali diperbaiki melalui dana stimulan," katanya menjelaskan.
Ia juga mengatakan bencana gempa bumi yang berpusat di Perairan Sumur Kabupaten Pandeglang tidak menimbulkan korban jiwa, namun dua warga yang mengalami luka-luka.
Sementara kerugian material akibat gempa tersebut masih dalam hitungan dan dipastikan pekan depan sudah bisa diketahui.
BPBD Lebak juga hingga kini terus mengoptimalkan sosialisasi dan edukasi mitigasi agar masyarakat pesisir dapat menyelamatkan diri jika terjadi bencana alam.
Selain itu juga pihaknya membangun jalur-jalur evakuasi di sekitar pesisir pantai untuk penyelamatan.
"Kami memaksimalkan sosialisasi mitigasi untuk menyelamatkan diri, " katanya.*