Gempa bumi berkekuatan 6,6 yang terjadi, Jumat (14/1), di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten berdampak pada 30 kecamatan di 171 desa dengan 2.556 rumah rusak.
"Kami mengoptimalkan pelayanan terbaik bagi masyarakat korban bencana dengan memprioritaskan bantuan logistik dan melakukan verifikasi rumah dan fasilitas umum yang mengalami kerusakan," kata Kepala BPBD Kabupaten Pandeglang Girgi Jantoro di Pandeglang, Jumat.
Baca juga: Wapres Ma'ruf tinjau lokasi terdampak gempa Banten
Baca juga: Wapres Ma'ruf tinjau lokasi terdampak gempa Banten
Gempa tektonik yang berpusat di Perairan Ujung Kulon atau Perairan Sumur cukup kuat getarannya hingga berdampak pada 30 kecamatan dan 171 desa, dan ribuan rumah dan fasilitas umum rusak.
Dampak gempa pada 30 kecamatan itu antara lain Kecamatan Sumur, Panimbang, Cikeusik, Cimanggu, Mandalawangi, Cibaliung, Sukaresmi, Munjul, Carita, Angsana, Pagelaran, Jiput, Saketi, Bojong, Cigeulis, dan Cibaliung.
Dampak gempa pada 30 kecamatan itu antara lain Kecamatan Sumur, Panimbang, Cikeusik, Cimanggu, Mandalawangi, Cibaliung, Sukaresmi, Munjul, Carita, Angsana, Pagelaran, Jiput, Saketi, Bojong, Cigeulis, dan Cibaliung.
Lalu, di Kecamatan Banjar, Sobang, Majasari, Menes, Pulosari, Cisata, Labuan, Cibitung,Cimanuk, Cikeudal, Picung, Cipeucang, Patia, dan Kaduhejo.
Rumah warga yang tinggal di 30 kecamatan tersebut 1.614 unit rusak ringan, 567 rusak sedang dan 375 rusak berat.
Di samping itu juga kerusakan fasilitas umum di antaranya sekolah 62 unit, puskesmas 17 unit, kantor pemerintahan tujuh, masjid 15 unit dan tempat usaha tiga unit.
Gempa bumi yang terdampak di 30 kecamatan itu tidak ada korban jiwa, namun dua warga yang mengalami luka-luka.
"Kami hari ini menghentikan pendataan rumah warga maupun fasilitas umum di 30 kecamatan itu," katanya menjelaskan.
Sejumlah masyarakat Munjul Pandeglang mengatakan dirinya mendambakan perbaikan rumah dapat cepat direalisasikan menyusul kondisi rumahnya sekitar 80 persen rusak berat.
"Kami sekarang tinggal bersama kerabat yang selamat dari gempa itu," kata Ida, warga Munjul Pandeglang.*