Tangerang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Tangerang akan mulai melaksanakan PCR Swab di sekolah-sekolah yang menggelar PTM kapasitas kelas 100 persen pada hari Rabu (12/1).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr Dini Anggraeni di Tangerang Selasa mengatakan target sasaran untuk dilaksanakan PCR Swab adalah 10 persen dari total 445 SD dan 201 SMP.
Baca juga: Dinkes Tangerang buat "mikro planning" vaksinasi booster lansia
Setiap sekolah nantinya akan diambil 50 hingga 100 sampel yang dibagi dalam setiap kecamatan. Hal ini disesuaikan dengan kemampuan di Labkesda serta kapasitas alat tes. "Kita siapkan 15.000 alat Swab PCR khusus di sekolah," kata dr Dini dalam keterangannya.
dr Dini menjelaskan, secara penanganan jika ditemukan kasus positif akan dilakukan penanganan penyembuhan atau pemeriksaan lebih lanjut. Selain itu, dilakukannya tracing kontak erat, mulai dari rumah, sekolah hingga lingkungan sekitar.
“Jika positif ratenya di bawah lima persen, maka hanya satu kelas yang akan ditutup. Jika lebih dari lima persen, maka satu sekolah yang akan ditutup sementara. Pastinya, semua diputuskan usai dilakukan tracing kontak erat,” katanya.
Ia pun menegaskan, swab acak pada PTM 100 persen, tak sekadar persoalan munculnya varian Omicron. Namun, menjadi tanggung jawab dinas kesehatan untuk melakukan pendampingan pada pelaksanaan PTM di Kota Tangerang.
“Ini sudah menjadi Juknis dari Kemenkes pada pendampingan pelaksanaan PTM, Dinkes support saja. Pastinya selalu melakukan testing sedini mungkin, sehingga tidak terjadinya klaster kelas atau sekolah yang berkepanjangan,” katanya.
Ia pun mengimbau, Satgas Kelas, Satgas Sekolah maupun Satgas Wilayah untuk kembali menggencarkan penerapan dan pengecekan protokol kesehatan di lingkungan sekolah. “Jangan lengah atau terlena, sekadar fasilitasnya ada, tapi secara prilakunya kurang atau tidak diterapkan. Masyarakat atau warga sekolah komitmen prokes, Pemkot Tangerang komitmen 3T,” katanya.
Dinkes Kota Tangerang laksanakan PCR Swab di sekolah
Selasa, 11 Januari 2022 16:14 WIB
Pastinya selalu melakukan testing sedini mungkin, sehingga tidak terjadinya klaster kelas atau sekolah yang berkepanjangan