Lebak (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengoptimalkan memasarkan produk usaha micro kecil dan menengah ( UMKM) secara dalam jaringan (daring) yang terkoneksi melalui jejaring media sosial.
"Kita mengapresiasi inovasi pelaku UMKM memasarkan produknya secara daring untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional ( PEN)," kata Kepala Bidang Perdagangan pada Disperindag Ksupaten Lebak Dedi Setiawan di Lebak, Kamis.
Baca juga: Kasus meningkatkan, Pemkab Lebak diminta serius tangani kasus kekerasan seksual
Disperindag Kabupaten Lebak kini bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan untuk pemasaran produk UMKM agar mereka memanfaatkan kecanggihan teknologi digitalisasi secara daring.
Selain itu juga bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Banten untuk promosi dan pemasaran produk UMKM.
Dalam kerja sama itu diharapkan mereka pelaku UMKM mampu memasarkan melalui daring itu di tengah pandemi.
Mereka pelaku UMKM itu dapat memasarkan produknya melalui media sosial aplikasi marketplace, shopee, lazada dan lainnya.
"Kami menerima laporan hampir semua pelaku UMKM di daerah ini memasarkan secara daring, sehingga omzet pendapatan mereka meningkat,termasuk kerajinan Badui, " kata Dedi.
Menurut dia, belum lama ini juga Kementerian Perdagangan memberikan pelatihan digitalisasi secara daring kepada 80 pelaku UMKM Kabupaten Lebak.
Pelatihan itu, diantaranya bagaimana pelaku UMKM dapat memosting atau mengupload produknya ke media sosial untuk dipasarkan secara daring.
Kerja sama ini, kata dia, berdampak positif untuk mendukung PEN, sehingga pelaku UMKM dapat meningkatkan omzet pendapatan ekonomi.
"Kami mendorong pelaku UMKM itu berinovasi untuk memasarkan produknya secara daring, " kata Dedi.
Sementara itu, Kubilang (45) seorang pelaku UMKM warga Badui mengatakan pemasaran secara daring cukup terbantu di tengah pandemi, karena banyak pesanan dari sejumlah daerah di Pulau Jawa dan Bali.
Produk UMKM warga Badui di antaranya kain tenun, kain ikat kepala ( lomar), pakaian kampret, aneka souvenir, tas koja, madu hingga golok.
Adapun, harga bervariasi mulai Rp 20 ribu hingga Rp1, 2 juta untuk kain sutra.
Mereka kini pelaku UMKM Badui menggunakan teknologi digital secara daring setelah mengikuti pelatihan dengan Kementerian Perdagangan.
Saat ini, produk kuliner dapat diakses oleh masyarakat luas hingga mancanegara.
"Kami saat ini omzet penjualan naik sekitar tiga kali lipat melalui pemasaran digital itu," katanya.
Disperindag Lebak pasarkan produk UMKM secara daring
Kamis, 2 Desember 2021 19:26 WIB
Kami menerima laporan hampir semua pelaku UMKM di daerah ini memasarkan secara daring, sehingga omzet pendapatan mereka meningkat,termasuk kerajinan Badui