Lebak (AntaraBanten) - Dinas Peternakan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengintensifkan pemeriksaan hewan kurban di sejumlah lapak penjualan ternak domba/kambing di 28 kecamatan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit menular yang membahayakan bagi kesehatan manusia.
"Kami mengerahkan petugas pemeriksaan kesehatan hewan kurban sebanyak 15 orang, mereka terdiri atas tiga dokter dan para medis," kata Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Lebak Iman Santoso di Lebak, Kamis.
Pemeriksaan kesehatan tersebut guna memberikan rasa aman kepada masyarakat pada saat melaksanakan ibadah kurban.
Hewan kurban harus benar-benar kondisinya sehat dan tidak mengidap penyakit antraks maupun penyakit menular yang membahayakan manusia.
Dengan begitu, kata dia, pihaknya terus melakukan pemeriksaan kesehatan hewan sampai hari raya Idul Adha 1434 Hijriyah.
Pemeriksaan kesehatan tersebut untuk mencegah penularan penyakit ternak, terutama hewan dari Jawa Barat sebagai endemik antraks.
"Kami akan memberikan tanda berupa kalung pada leher doma/kambing jika hasil pemeriksaan hewan dinyatakan sehat," katanya.
Menurut dia, saat ini harga hewan kurban terjadi kenaikan akibat dampak melemahnya nilai rupiah terhadap dolar US$.
Kenaikan hewan kurban itu, kata dia, diperkirakan untuk domba/kambing sekitar Rp400 ribu per ekor, sedangkan sapi/kerbau Rp1 juta per ekor.
Permintaan hewan kurban untuk ibadah kurban mencapai 4.000 ekor domba/kambing dan sapi/kerbau 400 ekor.
Sebagian besar ternak itu dipasok dari sejumlah daerah di Jawa Barat, seperti domba dari Sukabumi, Garut dan Cianjur.
Pemeriksaan kesehatan petugas dengan mendatangi ke lokasi penjualan hewan karena khawatirkan terserang penyakit membahayakan.
Biasanya, hewan yang mengidap penyakit antraks akan mati mendadak, karena mereka terkena bakteri bersifat akut.
Adapun, ciri-ciri hewan terkena antraks adalah akan mengeluarkan darah dari semua lubang limpa.
"Kami selama ini belum menemukan kasus hewan kurban yang mengidap penyakit antraks," jelasnya.
Eli (50), penjual domba di Rangkasbitung, mengaku, selama ini domba-domba miliknya terbebas mengidap penyakit antraks karena sudah memiliki label kesehatan dari Dinas Peternakan Privinsi Jawa Barat.
Selain itu juga pemeriksaan kesehatan dari Dinas Peternakan setempat.
"Kami menjamin domba yang didatangkan dari Garut dan Cianjur kondisinya sehat dan layak dikonsumsi masyarakat," katanya.
Sementara seorang penjual domba di lapak jalan Siliwangi Rangkasbitung, Yana, mengaku, domba kurban yang dijualnya didatangkan dari Garut, Jawa Barat dengan harga bervariasi antara Rp2,5 juta sampai Rp3,5 juta.
"Saya setiap bulan haji mendatangkan domba-domba dari Garut karena banyak diminta warga Lebak," jelasnya.
Disnak Lebak Intensifkan Pemeriksaan Hewan Kurban
Kamis, 3 Oktober 2013 14:42 WIB