Serang (AntaraBanten) - Pemerintah Kabupaten Serang, Banten, membangun jalan poros Desa Leuwi Limus, Kecamatan Cikande, sepanjang 2,5 kilometer berupa betonisasi menghabiskan dana Rp847 juta, yang 80 persennya dari dana swakelola masyarakat setempat.
Kepala Desa (Kades) Leuwi Limus Rinan Efendi di Serang, Kamis, mengatakan betonisasi jalan poros desa sepanjang 2,5 kilometer yang menghubungkan Desa Leuwilimus-Terate dan Desa Sukatani, 80 persen anggarannya merupakan hasil swadaya masyarakat Desa Leuwilimus.
"Baik swadaya dari pendanaan hingga pengerjaannya semua murni dari masyarakat desa dan menghabiskan dana sebesar Rp674 juta," kata Rinan dalam sambutannya, saat acara peresmian pembanguan jalan poros desa tersebut, tepatnya di Kampung/Desa Leuwi Limes, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang.
Rinan mengungkapkan memang betonisasi poros desa tersebut tidak seratus persen hasil swadaya namun ada juga bantuan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) sebesar Rp102 juta dan program Gerakan Pembangunan Rakyat Banten Bersatu (Gerbang Ratu) sebesar Rp71 juta.
"Tapi yang kami ingin tunjukkan adalah semangat gotong royong yang terus kami jaga dan kami buktikan dengan betonisasi yang 80 persennya kami lakukan secara swadaya ditambah pertisipasi dari perusahaan di kawasan modern," ungkapnya.
Rinan mengatakan sesungguhnya betonisasi yang telah diresmikan tersebut belum sepenuhnya beres. Karenanya target awal betonisasi adalah 2,5 kilometer dan baru terealisasi dua kilometer saja.
"Untuk sisanya memang baru akan dikerjakan setelah peresmian yang tentunya juga rencananya dikerjakan secara swadaya kembali," katanya.
Peresmian tersebut dihadiri Wakil Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, Camat Cikande Adang Rahmat, unsur Muspika kecamatan, dan ratusan warga setempat.
Wakil Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah usai meresmikan jalan poros desa tersebut mengatakan pihaknya merencanakan turut membantu pembangunan betonisasi sisanya dengan mengajukannya di APBD Perubahan 2013.
Hal itu agar dapat terlaksana jika usulan tersebut disetujui maka teknis lelangnya menggunakan sistem Penunjukan Langsung (PL) agar tidak memakan waktu.
"Ini kegiatan yang bagus dan perlu didukung Pemerintah Daerah, oleh karenanya kami akan mencoba membantunya dengan memasukkan kegiatan ini kedalam APBD Perubahan 2013. Namun mungkin dana yang dikucurkan tidak bisa lebih dari Rp200 juta agar nantinya bisa dilakukan penunjukan langsung agar tidak memakan waktu," ungkapnya.
Tatu mengaku dengan hasil yang telah ditunjukkan warga Desa Leuwilimus seolah telah menyadarkan kita jika budaya gotong royong harus kita bangun kembali guna mempererat silaturahim namun dapat menghasilkan karya yang jauh dari ekspektasi seperti yang telah dibuktikan oleh warga Desa Leuwilimus dengan jalan beton sepanjang 20 kilometernya.
"Ini perlu dicontoh untuk desa-desa lain, dimana budaya gotong royong harus terus ditingkatkan guna peningkatan desa itu sendiri," kata Tatu.