Petani Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mulai menggarap ladang padi huma dengan membuka kawasan perbukitan.
"Kami membuka hutan di perbukitan untuk ditanami padi huma dan palawija," kata Pulung, seorang petani Badui di Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Senin.
Baca juga: Warga Badui antusias ikut vaksinasi
Baca juga: Warga Badui antusias ikut vaksinasi
Pembukaan kawasan hutan perbukitan kini bersih dan siap ditanami padi huma dan tanaman palawija untuk memenuhi kebutuhan pangan dan peningkatan ekonomi keluarga.
Selama pembukaan kawasan hutan perbukitan dengan dilakukan pembabatan rerumputan ilalang dan pepohonan.
"Kami pembukaan hutan itu berjalan lancar dan tidak menemukan ular berbisa, " katanya menjelaskan.
Ia mengatakan hingga kini kehidupan masyarakat Badui mengandalkan dari lahan pertanian ladang huma untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga juga peningkatan ekonomi.
Mereka petani menanam padi huma tersebut di lahan-lahan perbukitan dan pegunungan karena memberikan kesuburan tanaman.
"Kami melakukan gerakan tanam awal Oktober mendatang, " katanya.
Begitu juga petani Badui lainya, Santa (50) mengatakan saat ini petani Badui membuka lahan pertanian dengan membuka kawasan hutan perbukitan untuk dijadikan bercocok tanam padi huma dan palawija.
Petani Badui hingga kini mengembangkan pertanian organik tanpa menggunakan pupuk kimia.
Mereka untuk kesuburan lahan dengan membakar sisa-sisa pembabatan semak belukar, pohon hingga ilalang dan limbah sampah.
Pembakaran itu, kata dia, bisa dijadikan pupuk organik dan dapat menyuburkan tanaman padi huma dan tanaman palawija.
“Kami sesuai jadwal tanam adat Oktober tanam dan panen selama enam bulan hingga Maret 2022, " katanya menjelaskan.
Tetua Adat yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Jaro Saija menyatakan saat ini petani Badui secara serentak mulai menggarap kawasan perbukitan untuk dijadikan ladang huma dan palawija.
Mereka petani Badui sesuai adat setiap tahun membuka ladang pertanian selalu berpindah pindah lokasi untuk mempertahankan adat leluhur.
Masyarakat Badui yang berpenduduk 4.320 kepala keluarga (KK) dan 14.600 jiwa tersebar di 68 Kampung belum ditemukan kerawanan pangan maupun kelaparan.
Petani Badui itu, selain bercocok tanam padi huma juga tanaman palawija dan sayuran.
Biasanya, tanaman palawija dan sayuran itu dijadikan pendapatan ekonomi mereka karena hasil panenya dijual ke pasar.
"Kami berharap hasil panen melimpah tanpa terserang hana maupun penyakit tanaman," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar menjelaskan petani Badui memberikan kontribusi besar terhadap ketersedian pangan sehingga mereka tidak pernah mengalami kelaparan.
Mereka petani Badui kini memiliki 2.000 rumah pangan dengan rata-rata empat ton/leuit maka bisa menyimpan gabah sekitar 800 ribu ton.
“Kami terus mendorong agar petani Badui mampu mengembangkan padi huma dan dapat menyumbangkan ketahanan pangan keluarga mereka,” katanya.