Lebak (ANTARA) -
Anggota DPRD Lebak Medi Juanda mengatakan Presiden Joko Widodo ( Jokowi) mengenakan pakaian busana Baduy pada Sidang Tahunan Bersama MPR, DPR dan DPD di Jakarta merupakan bentuk kencintaan terhadap budaya di seluruh Indonesia.
"Kami mengapresiasi Jokowi menggunakan busana adat masyarakat Baduy itu, dan itu merupakan bentuk kecintaan beliau," kata Medi Juanda di Lebak, Senin.
Baca juga: Wagub: Presiden pakai baju baduy sambut HUT RI, Banten patut bangga
Pakaian busana masyarakat Baduy yang dikenakan Presiden Jokowi akan berdampak terhadap produk rumahan atau homy industri di pemukiman kawasan Badui berkembang.
Dimana saat ini masyarakat Baduy yang mengelola usaha home industry cukup banyak hingga ribuan pelaku usaha.
Mereka memproduksi homy industri diantaranya kain tradisional, pakaian batik, pakaian kampret atau pangsi, selendang, lomar kain pengingkat kepala, tas koja, aneka suvenir, minuman jahe dan golok.
Masyarakat Baduy mengembangkan usaha homy industri itu untuk menopang ekonomi keluarga.
Sebab, terkadang hasil usaha pertanian dan perkebunan terkena hama yang mengakibatkan gagal panen.
Artinya, kata dia, kehidupan ekonomi masyarakat Baduy sudah tidak mengandalkan dari sektor pertanian dan perkebunan.
"Kami yakin homy industri warga Baduy tumbuh dan berkembang di tengah pandemi setelah Presiden Jokowi mengenakan busana Baduy pada Sidang Kenegaraan, " kata Politisi NasDem Lebak.
Menurut dia, Presiden Jokowi masuk kategori kepala negara yang merakyat dan kesederhanaan.
Sebab,kata dia, figur Jokowi mau mengenakan pakaian kampret atau baju jamang sangsang yang sehari-hari dipakai oleh masyarakat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak.
"Saya sebagai wakil rakyat di Lebak tentu merasa bangga terhadap Presiden Jokowi yang mempromosikan budaya masyarakat Baduy," kata Sekertaris Komisi 3 DPRD Lebak.