"Kita menjamin di tengah pandemi COVID-19 produksi beras melimpah ," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar di Lebak,Kamis.
Produksi beras lokal tersebut dari hasil panen Januari sampai Juni 2021 tercatat sebanyak 166.649 ton dengan kebutuhan konsumsi masyarakat Kabupaten Lebak 1,3 juta jiwa.
Dari produksi pangan sebanyak 166.649 ton itu maka kebutuhan beras sepanjang tahun 2021 sebanyak 147. 428 ton dengan kebutuhan rata-rata per bulan 12.286 ton.
Dengan demikian, kata dia, kebutuhan konsumsi beras dari Januari sampai Juni 2021 sebanyak 73.714 ton.
Karena itu, produksi beras sampai Juni 2021 surplus 92.935 ton atau mencukupi kebutuhan selama tujuh bulan kedepan hingga awal 2022. "Kami minta petani terus melaksanakan gerakan tanam guna memenuhi kebutuhan pangan juga peningkatan ekonomi, "katanya menjelaskan.
Menurut dia, produksi beras Kabupaten Lebak juga dipasok ke Pasar Tanah Tinggi, Kota Tangerang dan Bogor, Jawa Barat. Selain itu juga dipasok ke sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak.
Begitu juga diserap oleh Perum Bulog Lebak - Pandeglang untuk persediaan cadangan beras pemerintah. "Kami menjamin persediaan beras di masa pandemi melimpah dan mencukupi sampai tahun 2022," katanya.
Ia mengatakan diperkirakan Agustus 2021 di sejumlah wilayah di Kabupaten Lebak memasuki musim panen raya dari hasil tanam Mei 2021.
Selama ini usaha pertanian pangan masih menjadi andalan ekonomi petani Kabupaten Lebak. Apabila, produktivitas padi sebanyak enam ton per hektare dengan harga Rp5. 000 per kg gabah kering maka petani bisa mendapatkan sekitar Rp30 juta.
Pendapatan sebesar itu maka keuntungan petani bersih Rp20 juta per hektare setelah dipotong biaya produksi pertanian padi sawah yang rata-rata mencapai Rp10 juta per hektare.
"Kami mendorong petani jika sudah memanen padi maka segera melaksanakan percepatan tanam," ujarnya.