Jakarta (ANTARA) - Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan menjadi salah satu wakil Indonesia yang akan bersaing di Olimpiade Tokyo pada 23 Juli hingga 8 Agustus mendatang meski dalam usia mereka yang tak lagi muda.
Dalam usia Hendra yang memasuki 37 dan Ahsan 34 tahun, pasangan peringkat kedua dunia itu menjadi ganda putra tertua di Olimpiade Tokyo nanti.
Baca juga: PBSI pastikan tim bulu tangkis Indonesia siap berlaga di Olimpiade
Sebetulnya ada beberapa pemain ganda putra lainnya yang juga melampaui usia lebih dari 30 tahun yang akan tampil di Tokyo, diantaranya Hiroyuki Endo (34), Keigo Sonoda (31), Takeshi Kamura (31), Andres Skaarup Rasmussen (32), Ivan Sozonov (32) dan Vladimir Ivanov (34).
Meski sudah melampaui usia emas mereka, Hendra/Ahsan justru seperti terlahir kembali dan mampu menunjukkan persaingannya di level elite dunia pada 2019 sejak keduanya menapaki karier bersama mulai dari nol pada 2018, setelah sempat dipisahkan karena Hendra keluar dari pelatnas pada 2017.
Di tengah persaingan para pemain-pemain muda berusia 20 tahunan, pasangan berjuluk The Daddies itu tercatat lolos ke 11 final turnamen BWF sepanjang 2019. Mereka bahkan sukses menyabet status juara dalam tiga ajang besar, yakni All England, Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis dan BWF World Tour Finals.
Berkat prestasi tersebut, Hendra/Ahsan pun berhasil menduduki peringkat kedua dunia sejak Agustus 2019 hingga sekarang. Mereka mengungguli pemain-pemain muda, seperti Li Jun Hui/Liu Yu Chen (China), Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (Indonesia) dan Lee Yang/Wang Chi-Lin (Taiwan).
Dengan menempati peringkat kedua dunia itu, Hendra/Ahsan menjadi salah satu wakil Indonesia yang lolos kualifikasi Olimpiade Tokyo bersama kompatriot sekaligus juniornya Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.
Olimpiade Tokyo bakal menjadi penampilan kedua bagi Hendra dan Ahsan. Sebelum dipasangkan pertama kali dengan Ahsan pada akhir 2012, Hendra mengawali kariernya bersama Markis Kido selama lebih dari 10 tahun. Mereka mencatatkan prestasi apik hingga sukses meraih medali emas Olimpiade 2008 di Beijing.
Sayangnya, Hendra/Kido gagal mempertahankan medali emasnya karena gagal lolos ke Olimpiade 2012 London setelah menempati peringkat ke-12 dunia. Sedangkan syarat untuk lolos harus masuk delapan besar dunia.
Sementara itu, Ahsan, yang saat itu masih berpasangan dengan Bona Septano, berhasil lolos ke Olimpiade 2012 London setelah berada di posisi keenam dunia, yang menjadi penampilan pertama mereka di Olimpiade. Di London, langkah mereka terhenti di babak perempat final setelah kalah dari wakil Korea Selatan Jung Jae-sung/Lee Yong-dae.
Ahsan/Hendra pertama kali memulai debut Olimpiade sebagai pasangan di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Mereka sekaligus jadi satu-satunya wakil sektor ganda putra Indonesia dan sangat diandalkan meneruskan tradisi emas di pesta olahraga empat tahunan itu.
Sebelum ke Olimpiade 2016 Rio, Hendra/Ahsan telah mengantongi beberapa gelar juara bergensi, termasuk Kejuaraan Dunia pada 2013 dan 2015, BWF World Superseries Finals 2013 (yang kini bernama BWF World Tour Finals), medali emas Asian Games 2014 Incheon dan All England 2014.
Berkat prestasi tersebut, Hendra/Ahsan pun menyandang status sebagai unggulan kedua di Olimpiade 2016 Rio. Namun status tersebut tak berarti apa-apa karena mereka belum bisa membawa pulang medali emas setelah tersingkir di fase penyisihan grup.
Hendra/Ahsan masih mempunyai peluang menebus kekalahan di Rio itu saat berlaga di Olimpiade 2020 Tokyo pada 24 Juli mendatang kendati mereka belum lagi mencicipi podium utama sejak 2020.
Namun Hendra/Ahsan masih bisa menunjukkan persaingannya dengan para pemain muda elite dunia saat tampil dalam tiga turnamen beruntun di Bangkok, Thailand pada Januari lalu, yakni Yonex Thailand Open, Toyota Thailand Open dan BWF World Tour Finals 2020.
Meski gagal meraih gelar juara di tiga turnamen tersebut, tak dipungkiri Hendra/Ahsan masih menjadi pasangan yang cukup ditakuti lawan.
Sepanjang keikutsertaannya di tiga kejuaraan itu, pencapaian terbaik Hendra/Ahsan adalah ketika mencapai final BWF World Tour Finals 2020. Mereka gagal mempertahankan gelar usai ditundukkan pasangan Taiwan Lee Yang/Wang Chi-Lin dalam dua set langsung 17-21, 21-23.
Di Tokyo nanti, Hendra/Ahsan datang sebagai unggulan kedua Olimpiade Tokyo. Namun mereka mengaku tak begitu memedulikan status tersebut, dan hanya ingin fokus dalam menjalani satu per satu pertandingan.
“Dari segi tekanan (di Olimpiade Tokyo) berbeda. Di (Olimpiade) 2016 kami sangat diandalkan, tapi hasilnya malah kurang baik,” kata Hendra.
“Di tahun ini, kami tidak terlalu diunggulkan, jadi kami berharap bisa main lebih lepas. Tapi tekanan tetap ada, mau dianggap seperti turnamen biasa juga tidak bisa karena ini Olimpiade," sambung dia.
Hendra/Ahsan dan 10 wakil Indonesia lainnya sudah tiba di Kumamoto, Jepang untuk menjalani pemusatan latihan 10 hari sebelum berangkat ke Tokyo.
Pemusatan latihan tersebut dinilai dapat menambah kemampuan atlet agar bisa berlaga sempurna di Olimpiade Tokyo nanti.
Pada Olimpiade 2020 Tokyo, Hendra/Ahsan akan mengawali babak penyisihan grup bersama tiga pesaingnya di Grup D. Mereka bakal menghadapi Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia), Choi Solgyu/Seo Seung Jae (Korea Selatan) dan Jason Anthony Ho-Shue/Nyl Yakura (Kanada).
Biodata singkat:
Nama: Mohammad Ahsan
Tempat tanggal lahir: Palembang, 7 September 1987
Klub: PB Djarum
Nama: Hendra Setiawan
Tempat, tanggal lahir: Pemalang, Jawa Tengah, 25 Agustus 1984
Klub: PB Jaya Raya
Daftar prestasi (dimulai dari musim 2019):
2021, runner up BWF World Tour Finals
2020, runner up Indonesia Masters (Super 500)
2019, juara BWF World Tour Finals
2019, runner up Hong Kong Open
2019, runner up Denmark Open
2019, runner up China Open
2019, runner up Indonesia Open
2019, juara All England
2019, juara Kejuaraan Dunia di Basel, Swiss