"Kami mengembangkan produksi gula aren itu untuk memanfaatkan perkebunan pohon aren yang melimpah, " kata Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Mitra Mandala Kabupaten Lebak Anwar Aan di Lebak, Senin.
Baca juga: Kasus COVID-19 di Lebak kembali bertambah 159 jiwa, total 4.422 orang
Baca juga: Kasus COVID-19 di Lebak kembali bertambah 159 jiwa, total 4.422 orang
Produksi gula aren di sini dikembangkan sesuai dengan permintaan pasar dalam bentuk cetak yang dikenal gula aren cetak juga bubuk yang disebut gula aren semut.
Keunggulan produksi gula aren yang diproduksi itu masuk kategori organik, karena perkebunan aren milik petani tidak terpapar pupuk kimia, sebab lokasinya berada sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak ( TNGHS).
Produksi gula aren organik itu sangat menyehatkan untuk bahan campuran minuman, kuliner makanan juga rasanya manis dan bebas bagi penderita diabetes.
Saat ini, permintaan pasar domestik dari berbagai daerah mulai meningkat, seperti Bandung, Garut, Yogyakarta, Semarang, Jakarta, Bekasi dan Tangerang.
Produksi gula aren yang diproduksinya tidak diekspor ke luar negeri karena adanya pandemi COVID-19.
Harga gula aren jenis bubuk atau gula semut dan gula jahe dijual Rp15 ribu per kemasan, dan gula cetak Rp 50 ribu per kojor.
Pengembangan produksi gula aren yang dikembangkan itu seluas 170 hektare dengan jumlah petani 148 orang. "Kami memperkirakan perguliran uang dari hasil pengembangan usaha sekitar ratusan juta rupiah per bulan, " katanya menjelaskan.
Begitu juga Ahmad, seorang perajin gula aren mengaku bahwa dirinya kini mampu memproduksi empat ton per bulan dengan areal seluas 150 hektare di wilayah nya di Kecamatan Cijaku dan Cegemblong.
Sebagian besar produksinya dipasok ke sejumlah pasar di Banten. Selama ini, pengembangan produksi gula aren menjadikan andalan ekonomi masyarakat padesaan.
"Kami mengembangkan usaha gula aren bisa menggulirkan uang mencapai ratusan juta rupiah per bulan, " katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Aneka Usaha Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Sutisna mengatakan saat ini jumlah perajin gula aren tercatat 5.815 unit dan mampu menghasilkan omzet hingga mencapai Rp 96,65 miliar per tahun.
Produksi gula aren di Kabupaten Lebak tersebar di Kecamatan Sobang, Muncang, Cibeber, Cirinten, Leuwidamar, Cilograng, Cijaku, Cigemblong, Malingping dan Panggarangan.
Pemerintah daerah mendorong dapat meningkatkan produksi karena menjadikan sumber ekonomi masyarakat dan komoditas unggulan Kabupaten Lebak. "Kami setiap tahun melakukan pembinaan juga pemberian sertifikasi halal, " katanya.