Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) akan terus berupaya optimal menjaga level produksi minyak di Blok Rokan agar tidak turun saat peralihan pengelolaan dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI).
"Manajemen PHR optimis level produksi akan meningkat setelah dikelola langsung oleh Pertamina Grup," kata Bussiness Support Project Leader PHR, Danang Ruslan Saleh dalam diskusi virtual yang digelar Ruangenergi.com, Selasa.
Ia menegaskan PHR akan terus berkomunikasi secara intensif dengan CPI selaku operator yang akan selesai kontrak kerjanya di Blok tersebut pada 9 Agustus 2021 mendatang.
"Proses sharing data produksi dan sharing teknologi dipastikan masih berjalan dan diharapkan setelah masa transisi ini tidak ditemui kendala yang dapat mengganggu produksi," katanya.
"Saya sampaikan bahwa kami dituntut oleh pemerintah atau korporasi untuk bisa naik produksinya. Jadi kalau ada kekhawatiran nanti produksi turun (selama proses transisi) itu sudah kami antisipasi. Kami terus berkoordinasi dengan CPI. Semangat kami adalah growth untuk tumbuh itu harapan kami 5 tahun kedepan," papar Danang.
Ia juga memastikan bahwa PHR akan terus melakukan investasi agar level produksi kedepan tetap terjaga dengan baik. Proyek pemboran juga dipastikan akan tetap berlanjut untuk menemukan titik-titik baru sumber minyak. PHR bersama SKK Migas secara intensif melakukan pembahasan dan persiapan untuk mengelola blok itu secara mandiri tanpa CPI.
"Secara overall kami sudah melakukan kesepakatan dengan SKK Migas untuk menyelesaikan masalah lingkungan kemudian perizinan kami juga bersama operator lama untuk menyelesaikannya, so far akhir bulan ini kami harap sudah bisa didapatkan," pungkas dia.
Siap Pasok Kebutuhan Listrik Blok Rokan
Pada kesempatan yang sama, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Saril mengatakan, pihaknya menjamin pasokan listrik di Blok Rokan tetap aman meskipun pada 9 Agustus 2021 nanti sudah dikelola oleh Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Ia menjelaskan bahwa selama proses transisi pengelolaan blok Rokan dari CPI ke PHR, sudah dilakukan pembahasan mengenai penyediaan listriknya. Antara PLN dan Pertamina sejak Maret 2020 lalu sudah melakukan komunikasi tentang penyediaan listrik dan uap. Bahkan sudah dilakukan penandatanganan perjanjian jual beli tenaga listrik dan uap yang efektif pada Agustus 2021.
"Penyedia kelistrikan di Blok Rokan ini akan terus dipertahankan dan malah akan kita berikan yang lebih baik dari yang disediakan hari ini," kata Bob.
Menurut dia, demi menjamin pasokan listrik aman, PLN akan menggunakan sistem jaringan dari Sumatera. Setidaknya ada tiga sumber listrik yang akan dipasok pada Blok ini yaitu Transmisi New Garuda Sakti - Balai Pungut berkapasitas 290 MW. Kemudian transmisi Duri - Balai Pungut berkapasitas 240 MW. Selanjutnya dari pembangkit Balai Pungut berkapasitas 250 MW.
"Jadi ada pasokan listrik dari tiga sumber, sehingga kalau ada suatu yang bermasalah tetap handal pasokan. Untuk menjamin kehandalan sistem dan pasokan listrik akan dilengkapi kapasitor di sisi TT dan Converter 5x100 MW," ulas dia.
Seperti diketahui Blok Rokan merupakan KKKS produksi minyak bumi yang berkontribusi 25 persen produksi minyak bumi. Ditargetkan PHR mampu memproduksi 165 MBOPD dari target nasional sebesar 705 MBOPD pada tahun 2021.
Selama dikelola oleh PT Chevron Pasific Indonesia (CPI), pasokan listrik untuk blok Rokan ini berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) yang dimiliki oleh PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN) yang mayoritas sahamnya dimiliki Chevron Standar Ltd (CSL).
Pertamina Hulu Rokan jaga produksi saat peralihan
Rabu, 23 Juni 2021 13:11 WIB
PHR akan terus melakukan investasi agar level produksi kedepan tetap terjaga dengan baik