Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini meyakini penerapan mikro lockdown yang dilakukan sebagai strategi pemerintah menangani lonjakan kasus COVID-19 akan membuat ekonomi makro tetap berjalan.
Risma di Jakarta, Senin, mengatakan karantina wilayah mikro lockdown dilakukan lantaran perbedaan karakteristik perekonomian warga di Indonesia, jika dibandingkan dengan warga negara di luar negeri yang dapat menyisihkan pendapatannya dan dapat menggunakannya saat lockdown dilakukan.
Baca juga: 22 warga di RT 07/05 Utan Kayu Selatan, Jaktim positif COVID-19
"Lha kalau disini enggak, sekian hari dia dapat, dipakai makan terus besoknya habis. Kan enggak bisa dia survive (bertahan), dan tidak ada treatment (penanganan) apapun, karena itu yang bisa kita lakukan mikro lockdown," kata Risma usai mengikuti Rapat Terbatas bersama Presiden RI via video conference di Kantor Kementerian Sosial di Jakarta.
Risma mengatakan selama penerapan mikro lockdown kegiatan pasar, mal maupun hotel di suatu wilayah tetap dapat berjalan, namun disesuaikan dengan protokol kesehatan serta diawasi Satgas Penanganan COVID-19.
"Kalau di Surabaya itu pasarnya ada kelambunya, plastiknya, transaksinya ada caranya yang enggak bersinggungan langsung. Arus jalannya diatur, enggak boleh tabrakan dan satu arah, dibatasi dan dijaga. Di pasar juga ada Satgasnya," kata dia.
Bagi yang masih melakukan mobilitas dari luar kota dengan alasan pekerjaan, Risma menjelaskan pelaksanaan tersebut kemungkinan akan seperti di Surabaya, dengan memberlakukan tes usap, baik di perkantoran maupun saat sudah masuk dalam domisili tinggal.
"Nanti keluarganya juga kita tracing (lacak), kalau ketahuan bisa kita isolasi semuanya," ujar Risma.
Mensos jelaskan mikro "lockdown" akan buat ekonomi makro tetap berjalan
Senin, 21 Juni 2021 18:33 WIB
Nanti keluarganya juga kita tracing (lacak), kalau ketahuan bisa kita isolasi semuanya