Kasus penularan COVID-19 di Kabupaten Lebak, Banten hingga Sabtu (19/6) sudah menembus 3.889 orang dengan jumlah pasien sembuh 3.480 orang atau tersisa 356 orang menjalani perawatan medis dan isolasi mandiri.
"Dari 3.889 orang yang terpapar virus corona itu dilaporkan 76 orang meninggal dunia, " kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Lebak Firman Rahmatullah di Lebak, Minggu.
Baca juga: Satgas COVID-19 ingatkan masyarakat status Lebak zona oranye
Baca juga: Satgas COVID-19 ingatkan masyarakat status Lebak zona oranye
Penyebaran COVID-19 di Kabupaten Lebak setelah Lebaran 2021 terjadi lonjakan hingga menjadi zona orange dari sebelumnya zona kuning.
Peningkatan corona tersebut akibat penyebaran klaster keluarga, karena mereka banyak yang mendatangi obyek wisata.
Kemungkinan mereka tidak menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menghindari kerumunan.
"Kami minta masyarakat agar membudayakan protokol kesehatan guna mengendalikan pandemi COVID-19," katanya.
Menurut dia, penyebaran virus corona di Kabupaten Lebak hingga kini terus meningkatkan berdasarkan data Jumat (18/6) tercatat sebanyak 3.818 orang dan di antaranya 3.640 orang dinyatakan sembuh, 287 orang menjalani isolasi dan perawatan medis serta 71 orang dilaporkan meninggal dunia.
Sedangkan, kata dia, data penyebaran COVID-19 Sabtu (29/6) meningkat hingga mencapai 3.889 orang dan 3.480 orang dinyatakan sembuh serta 356 orang menjalani perawatan medis dan isolasi mandiri serta 76 orang meninggal dunia.
"Saya kira peningkatan corona itu tentu masyarakat harus sadar protokol kesehatan, " katanya.
Ia mengatakan, untuk pengendalian virus corona kini dioptimalkan pelayanan 3T, yakni Testing (pemeriksaan), Tracing (pelacakan), dan Treatment (pengobatan).
Pelayanan 3T untuk menemukan kasus baru dan mereka yang memiliki gejala virus corona dilakukan rujukan ke RSUD Banten, sedangkan tanpa gejala menjalani isolasi mandiri.
Selain itu juga pihaknya akan melakukan "tracking" terhadap ruang lingkup pasien yang dinyatakan positif COVID-19.
Pelaksanaan "tracking" dan penyelidikan epidemiologi untuk mencari kontak erat kasus dan melakukan swab terhadap warga yang kontak badan dengan yang sebelumnya dinyatakan positif corona.
"Kami menggratiskan biaya tes usap itu untuk mencegah penyebaran COVID-19," katanya.