Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (PP FPTI) Yenny Wahid mengatakan pemecahan rekor dunia yang diukir dua atlet Indonesia dalam ajang IFSC Climbing World Cup 2021 di AS merupakan obat sekaligus harapan bagi Indonesia di tengah pandemi COVID-19.
“Ini tentu menjadi prestasi bangsa kita masyarakat Indonesia. Kami berharap ini bisa menjadi secercah harapan di tengah kondisi kita yang masih berada dalam situasi pandemi,” kata Yenny Wahid dalam jumpa pers virtual yang diikuti di Jakarta, Sabtu.
“Ini menjadi titik tolak bagi kita untuk bangkit kembali,” sambung dia.
Baca juga: Atlet panjat tebing Aceh dipanggil masuk pelatnas
Atlet panjang tebing Indonesia Veddriq Leonardo dan Kiromal Katibin sukses mengukir rekor dunia untuk nomor speed putra dalam ajang Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2021 yang berlangsung di Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat, Jumat (28/5) waktu setempat (Sabtu WIB).
Kiromal Katibin, yang baru melakukan debutnya dalam ajang Piala Dunia IFSC, sebetulnya lebih dulu mencuri perhatian setelah memecahkan rekor dunia pada babak kualifikasi dengan catatan waktu 5,258 detik saat menghadapi atlet tuan rumah Darren Skolnik.
Catatan waktu milik Katibin itu lebih cepat 0,222 detik daripada rekor sebelumnya milik atlet Iran, Reza Alipourshenazandifar yang dibukukan di Nanjing, China, April 2017 silam.
Lantas, catatan waktu 5,258 detik milik Katibin tersebut kembali dipecahkan oleh Veddriq Leonardo saat menghadapi rekan senegaranya itu dalam babak final yang berlangsung pada malam harinya.
Leonardo pada akhirnya sukses merebut medali emas sekaligus mengukir rekor dunia baru panjat tebing kategori speed putra setelah finis tercepat dengan catatan 5,208 detik, terpaut 0,050 detik dari rekor sebelumnya milik Katibin.
Yenny pun menyambut gembira raihan emas sekaligus pemecahan rekor dunia panjat tebing putra yang telah lama dinanti.
“Kami menghargai sekali atlet-atlet kami yang mencurahkan segenap tenaga, pikiran, doa, energi, dan waktunya untuk bisa berada pada titik ini. Kami melapor bahwa atlet kita ini dedikasinya luar biasa, memang dari awal atlet kita ini memang ingin memecahkan rekor dunia,” ujarnya.
“Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Kemenpora, Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto yang telah membantu ketika atlet kita hampir tidak bisa mendapat visa, Pak Gatot turun tangan untuk melobi kedutaan AS dan akhirnya bisa berangkat,” pungkas dia.