Ketua Umum Balad Jokowi, Muhammad Muchlas Rowi, menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo konsisten untuk mendukung Palestina dalam konflik dengan Israel.
Muchlas dalam keterangan tertulis-nya, di Jakarta, Sabtu, mengapresiasi sikap tegas Presiden Jokowi seperti disampaikan Menlu Retno Marsudi dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York, Kamis (20/5).
Baca juga: KMA-PBS: gencatan senjata, pembuka jalan bagi kemerdekaan Palestina
Baca juga: KMA-PBS: gencatan senjata, pembuka jalan bagi kemerdekaan Palestina
Sikap itu menjawab tudingan sebagian orang soal sikap Jokowi yang lembek dalam kasus konflik Palestina-Israel.
"Presiden Jokowi melalui Menlu Retno di Sidang Majelis Umum PBB memperlihatkan sikap tegasnya soal konflik Palestina saat ini. Presiden Jokowi juga konsisten selama ini dengan tidak pernah mau membuka hubungan diplomatik dengan Israel," ujarnya.
Menurut Muchlas, ketegasan dan kekonsistenan inilah yang membuat Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh meminta Presiden Jokowi secara langsung melalui sambungan telepon untuk memobilisasi dukungan negara Islam dan internasional terhadap Palestina.
"Pemimpin Hamas tentu tahu betul siapa Presiden Jokowi, sampai-sampai dia beranikan untuk menelpon secara langsung dan meminta Indonesia untuk membantu memobilisasi dukungan negara-negara Islam lainnya," tutur-nya.
"Pemimpin Hamas tentu tahu betul siapa Presiden Jokowi, sampai-sampai dia beranikan untuk menelpon secara langsung dan meminta Indonesia untuk membantu memobilisasi dukungan negara-negara Islam lainnya," tutur-nya.
Konflik bersenjata antara Israel dengan Palestina di Jalur Gaza akhirnya berakhir, setelah tercapai-nya gencatan senjata antara kedua belah pihak.
Namun, konflik yang berlangsung sebelas hari tersebut telah menyebabkan kehancuran dan korban jiwa yang tak sedikit.
Muchlas pun menyambut baik gencatan senjata kedua belah pihak serta mengapresiasi keputusan kedua negara untuk mengakhiri kontak senjata sebagai upaya mengakhiri kekerasan di Wilayah Gaza.
"Bersyukur meski tetap sedih dan ringkih. Satu sisi karena tercapai kesepakatan gencatan senjata, namun sisi lain ada korban jiwa yang tak sedikit dan kehancuran yang luar biasa akibat perang beberapa hari saja. Terutama adanya korban sipil, dan fasilitas umum seperti rumah sakit dan kantor beberapa media yang ikut hancur," ujar Muchlas.
Namun demikian, dirinya mengingatkan jika tugas berat justru ada di hadapan mata. Muchlas mengutip pernyataan akhir Menlu Retno di Sidang PBB, untuk mengakhiri pendudukan Israel di Palestina.
"Tugas berat ada di hadapan mata saat ini, yakni memastikan keadilan untuk Palestina. Semua negara Islam harus bersatu melawan tindakan ilegal Israel dan mengakhiri kependudukan di Palestina," kata Muchlas.