Tangerang, (ANTARABanten) - Warga yang bermukim di kelurahan Kota Tangerang, Banten, membuat sumur biopori pada musim kemarau sehingga ketika hujan tiba dapat diserap mengurangi dampak banjir akibat meluapnya Kali Cisadane dan beberapa anak sungai lainnya.
Sekretaris Daerah Pemkot Tangerang, H Harry Mulya Zein di Tangerang, Jumat mengatakan masing-masing RT dan RW pada 104 kelurahan sudah membuat sumur biopori (resapan) agar curah hujan dapat ditampung tidak langsung menunju sungai.
"Pada umumnya warga membuat sumur biopori itu ketika kemarau dan tiba saat hujan sudah tidak mengalami kendala lagi," katanya.
Menurut dia, dari hasil kunjungan ke beberapa kecamatan bahwa kegiatan pembuatan sumur biopori sangat digemari warga karena bermanfaat untuk mengurangi banjir.
Selain itu, air hujan dapat ditampung, ketika musim kemarau air sumur penduduk tidak berkurang seperti di Karawaci, Cipondoh maupun di Jatiuwung.
Bahkan keberadaan sumur biopori juga mengantisipasi banjir besar setiap lima tahun yang melanda wilayah ini terutama pada lokasi rawan seperti komplek perumahan Total Persada, Kelurahan Gembor, Kecamatan Periuk dan Perumahan Pondok Arum, Kecamatan Karawaci.
Pekan lalu warga Kelurahan Naroktog, Kecamatan Cipondoh secara beramai-ramai membuat sumur biopori karena sangat bermanfaat, ketika musim hujan air dapat terserap dan kampung yang letaknya lebih rendah biasanya terendam, namun aman dari air bah.
Upaya membangun sumur biopori itu merupakan kesadaran sendiri warga karena sangat berguna bagi lingkungan setempat.
Demikian pula pada warga di kompleks perumahan yang berdekatan dengan rawan banjir sangat antusias membuat sumur biopori.
Mulya Zein mengatakan, warga di lokasi rawan banjir sudah trauma dengan air bah yang datang kadang secara tiba-tiba malam hari dari hulu di Kabupaten Bogor, Jabar.