Lebak, (ANTARABanten) - Pemerintah Kabupaten Lebak melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan setempat menargetkan 2011 menanam empat juta pohon untuk mendukung program gerakan rehabilitasi hutan dan lingkungan alam.
"Program ini selain mencegah kerusakan hutan juga meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat," kata Kepala Bidang Produksi Kehutanan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak, H Asep Mauladi, di Rangkasbitung, Sabtu.
Asep mengatakan, gerakan rehabilitasi hutan tersebut untuk melestarikan lingkungan alam agar hutan-hutan tidak kritis akibat penebangan yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu, kerusakan hutan juga akan menimbulkan bencana alam, seperti banjir, kekeringan dan longsor.
Karena itu, kata dia, pemerintah daerah menyalurkan bantuan kepada masyarakat sebanyak empat juta pohon dari hasil persemaian kebun bibit rakyat (KBR) dan kebun bibit desa (KBD).
Bibit tanaman tersebut antara lain mahoni, sengon, jati bongsor (jabon), durian, sukun, petai, bambu, dan rambutan.
"Kami minta bibit pohon itu ditanami di hutan milik masyarakat, daerah tangkapan air juga daerah aliran sungai," ujarnya.
Menurut dia, selama ini partisipasi masyarakat melakukan penanaman pohon cukup bagus karena dapat meningkatkan pendapatan ekonomi.
Selain itu, penanaman pohon juga merupakan bagian rehabilitas penghijuan dan pelestarian alam serta bisa mengantisipasi pemanasan global.
Pemerintah daerah tidak henti-hentinya mengajak masyarakat agar gemar menanam pohon albazia, sebab 4-5 tahun dapat menghasilkan pendapatan ekonomi.
Penanaman pohon albazia seluas 1 hektare bisa menghasilkan uang hingga ratusan juta rupiah.
"Saya yakin dengan penanamanpohon ini tentu dapat mensejahterakan masyarakat juga mengantisipasi kerusakan hutan dan lahan," katanya.
Dia menjelaskan, jumlah areal hutan rakyat di Kabupaten Lebak tercatat 53.000 hektare dan di antaranya sekitar 20.000 hektare sudah dilakukan penghijauan melalui gerakan aksi penanaman pohon.
Sementara lahan yang kritis hingga kini berkurang dari 36.000 hektare menjadi 16.000 hektare.
Berkurangnya lahan kritis tersebut karena gerakan penghijauan yang dilakukan pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama untuk mencegah terjadi kerusakan lahan dan hutan.
"Saya terus mengajak masyarakat agar gemar menanam pohon untuk pelestarian alam dan meningkatkan pendapatan ekonomi," katanya.