Jakarta (ANTARA News) - Tingkat hunian (occupancy) Whiz Hotel Yogyakarta milik PT Intiland Development Tbk mengalami kenaikan pasca bencana erupsi Gunung Merapi seiring pulihnya sektor pariwisata di kawasan ini.
"Tingkat hunian kamar Whiz Hotel Yogyakarta, contohnya, sejak bulan April 2011 kembali meningkat. Jika pasca erupsi gunung Merapi angkanya anjlok hingga 20 persen, kini okupansinya kembali pulih, berkisar 70 persen," kata Direktur Operasional PT Intiwhiz International, Ndang Mulyadi di Jakarta, Selasa.
PT Intiwhiz International merupakan anak usaha PT Intiland Development Tbk yang mengelola jaringan Whiz Hotel di seluruh Indonesia.
Ndang mengatakan, pada akhir pekan atau liburan panjang, tingkat hunian kamar Whiz Hotel Yogyakarta bahkan mencapai 100 persen.
Badan Pusat Statistik Yogyakarta sebelumnya melangsir data yang menunjukan tingkat hunian kamar hotel berbintang sempat menoreh catatan terburuk di bulan November 2010. Tingkat hunian kamar hotel berbintang yang biasanya rata-rata berkisar 60 persen, sempat anjlok ke angka 17,4 persen.
Ndang Mulyadi mengatakan meningkatnya tingkat hunian kamar hotel di Yogyakarta terjadi sejak tiga bulan terakhir. Tren tersebut selain disebabkan oleh faktor membaiknya kondisi sektor pariwisata, juga dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas rapat dan konferensi.
Meningkatnya permintaan kamar bukan hanya terjadi pada akhir pekan, tetapi juga di hari-hari kerja. "Kondisi ini menandakan mulai membaiknya sektor pariwisata," kata Ndang Mulyadi.
Menurutnya, kondisi ini memberikan sinyalemen positif bagi potret industri perhotelan di Yogyakarta yang sempat terpuruk pascabencana erupsi Merapi. Pada saat itu tingkat hunian kamar hotel ratarata turun sebesar 40 persen.
Kegiatan Meeting Incentive Conference Event (MICE) menjadi salah satu andalan bagi industri perhotelan juga nyaris tidak pernah diselenggarakan.
Pulihnya tingkat hunian kamar hotel, khususnya di Whiz Hotel Yogayakarta, kata Ndang Mulyadi, disebabkan oleh sejumlah faktor.
Pertama, membaiknya kunjungan wisatawan, kedua, sejumlah langkah terobosan yang dilakukan manajemen Whiz Hotel dari sisi pemasaran dan mutu layanan.
Sebagai contohnya, penyediaan layanan online booking memberi pengaruh cukup besar dalam upaya meningkatkan dan mempermudah pemesanan kamar hotel. Whiz Hotel Yogyakarta tercatat berhasil meningkatkan jumlah tamu dari segmen pasar pemerintah dan korporat, serta dari pemesanan grup yang berasal dari sejumlah kota di Indonesia.
Setiap minggu rata-rata terdapat satu pemesanan grup dengan permintaan jumlah kamar cukup banyak.
"Para tamu yang menginap di Whiz Hotel Yogya mayoritas berasal dari domestik, yakni sebanyak 85 persen, sisanya wisatawan mancanegara. Kemudian kalau dari tujuan kunjungannya, angkanya masih relatif seimbang, antara liburan dan bisnis," kata Ndang Mulyadi.
Manajemen Whiz Hotel menargetkan tingkat hunian kamar Whiz Hotel Yogyakarta tahun ini sebesar 75 persen. Mereka telah menyiapkan sejumlah upaya strategis, baik dari sisi pemasaran maupun perbaikan mutu layanan guna mencapai target tersebut.
Upaya ini antara lain yakni meningkatkan porsi jumlah pemesanan grup dengan cara memberikan sejumlah kemudahan dari sisi pemesanan dan fleksibilitas layanan. Upaya kedua adalah berusaha lebih fokus dalam menggarap pasar korporat dan pemerintahan. Ketiga, menawarkan layanan pemesanan awal bagi para tamu dengan memberikan beragam insentif yang menarik seperti mendapatkan diskon tarif lebih tinggi.
"Kami juga melakukan kerjasama strategis dan upaya co-branding lewat pemberian diskon khusus ke outlet-outlet tertentu. Kerjasama ini kami desain secara selektif, hanya dengan pihak-pihak yang juga berhasil menjadi ikon kota Yogyakarta,? ujarnya lebih lanjut.
Industri Perhotelan Tumbuh Pesat Yogyakarta sebagai salah satu kota pariwisata favorit di Indonesia menyimpan potensi sangat besar bagi industri perhotelan. Tak heran jika industri perhotelan tumbuh subur, terlihat dari maraknya pembangunan hotel baru di kota Yogyakarta.
Menanggapi kondisi ini, manajemen Whiz Hotel optimistik potensi pasar di sektor perhotelan masih sangat menjanjikan. Kendati tingkat persaingannya cukup menantang seiring banyaknya pembangunan hotel baru berkonsep serupa dengan Whiz Hotel, namun potensi pasarnya diakui masih sangat besar.
"Ceruk pasar perhotelan di Yogyakarta masih sangat tebal. Biasanya, jika rata-rata tingkat hunian hunian kamar hotel di suatu wilayah (city occupancy) lebih dari 65 persen, ada periode tertentu kota tersebut akan kekurangan kamar hotel. Untungnya pelaku industri perhotelan di Yogya cukup solid dan saling mendukung.
"Jadi meskipun di satu sisi mereka saling bersaing, namun di sisi lainnya bisa saling bersinergi," tuturnya.
Tingkat kebutuhan kamar hotel di Yogyakarta diperkirakan akan meningkat cukup tinggi pada tahun 2011.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta menargetkan jumlah kunjungan wisatawan tahun 2011 sebesar 2,5 juta orang. Target wisatawan tersebut meningkat dua kali pilat dibandingkan target tahun 2010 sebesar 1,25 juta orang.
Kendatipun industri pariwisata Yogyakarta terpukul dampak bencara erupsi gunung Merapi, namun realisasi jumlah kunjungan wisatawan sepanjang 2010 angkanya mencapai 2,46 juta orang.
Wisatawan domestik tercatat sebanyak 2,25 juta orang dan sisanya adalah wisatawan mancanegara.