Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengingatkan para pemangku kepentingan agar tidak mengedepankan ego sektoral dan ego daerah dalam melakukan mitigasi dan penanggulangan bencana.
"Tidak ada, tidak boleh ada ego sektoral, tidak boleh ada ego daerah, semuanya terintegrasi, benar-benar terintegrasi," katanya saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2021 dari Istana Negara, Jakarta, Rabu.
Baca juga: PBMA berharap Presiden Jokowi buka Muktamar ke-20 Mathla'ul Anwar
Ia menekankan bahwa prinsip utama dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana adalah integrasi dan saling melengkapi.
"Tidak boleh ada yang merasa kalau ini bukan tugas saya, bukan urusan saya. Hati-hati ini bencana. Berbeda dengan hal normal," katanya.
Presiden juga mengatakan bahwa manajemen upaya tanggap darurat serta kemampuan melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi secara cepat sangat penting untuk mengurangi beban korban bencana.
"Jangan sudah ditunggu dari satu tahun belum nongol apa yang sudah disampaikan, apa yang sudah dijanjikan," katanya.
Presiden mengemukakan bahwa dalam satu tahun terakhir Indonesia mendapatkan pelajaran luar biasa mengenai pencegahan dan penanganan bencana, baik bencana alam maupun bencana non-alam seperti pandemi COVID-19.
Selama tahun 2020 terjadi 3.253 bencana di Indonesia. Artinya, setiap hari terjadi sekitar sembilan bencana di wilayah Indonesia sepanjang tahun lalu.
"Pengalaman ini harus kita jadikan momentum untuk memperkokoh ketangguhan kita dalam hadapi segala bentuk bencana," kata Presiden.
Presiden menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang telah mendedikasikan tenaga dan waktu untuk menjalankan upaya mitigasi dan penanggulangan bencana di Indonesia.
Presiden ingatkan tak boleh ada ego sektoral dalam penanggulangan bencana
Rabu, 3 Maret 2021 16:46 WIB
Tidak ada, tidak boleh ada ego sektoral, tidak boleh ada ego daerah, semuanya terintegrasi, benar-benar terintegrasi