Lebak (ANTARABanten) - Usaha rumah tangga yang dikelola kaum wanita dan didanai anggaran dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP)di Kabupaten Lebak, banyak yang berkembang dan mampu meningkatkan pendapatan keluarga.
"Selama ini banyak usaha perempuan yang mendapat kucuran pinjaman permodalan simpan pinjam perempuan (SPP) dari PNPM-MP berkembang dan dapat membantu pendapatan suaminya," kata Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana Masyarakat Pemerintahan Desa Kabupaten Lebak Adjibul Whatoni di Rangkasbitung, Selasa.
Menurut dia, kegiatan SPP usaha perempuan yang digulirkan pemerintah pusat melalui PNPM-MP dipastikan bisa mengentaskan kemiskinan.
Saat ini, peran perempuan untuk meningkatkan ekonomi keluarga di Kabupaten Lebak sudah tumbuh dengan membuka aneka jenis usaha, seperti kerajinan anyaman bambu, makanan olahan, penjual sayuran, dan warungan.
"Kerajinan tersebut saat ini mengalami kemajuan pesat, setelah menerima kucuran dana SPP tersebut, bahkan menjadi andalan ekonomi warga setempat," katanya.
Demikian juga dengan usaha makanan olahan di Desa Pasir Kupa dan Aweh Kecamatan Kalanganyar, seperti opak, ranginang, kripik pisang, simpring, dan emping jengkol, sekarang cukup berkembang.
Selain itu juga pemasaran produk makanan olahan sudah ke luar daerah, di antaranya Jakarta dan Tangerang.
Dia mengatakan, penyaluran modal usaha perempuan PNPM-MP tahun ke tahun meningkat hingga pengembalian SPP tersebut.
Pada 2008 memperoleh bantuan SPP dari PNPM sebesar Rp4,3 miliar untuk 445 kelompok usaha kecil, 2009 meningkat menjadi Rp9 miliar dengan jumlah 1.080 kelompok usaha.
"Saya kira meningkatnya jumlah dana PNPM untuk SPP karena tingkat pengembalian dinilai berhasil," katanya menjelaskan.
Dia menyebutkan, sejak dua tahun terakhir ini pertumbuhan SPP mencapai 1.080 kelompok jika satu kelompok terdapat 10 anggota dipastikan mencapai 10.800 anggota yang menerima bantuan permodalan.
Perguliran SPP yang dikelola Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) kecamatan tidak ada masalah dan partisipasi pengembalian sangat tinggi dibanding kaum laki-laki.
"Mereka anggota usaha perempuan menerima pinjaman modal SPP mulai Rp500 ribu sampai Rp2,5 juta," ujarnya.
Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Madzen mengatakan, sampai dengan November 2010 perguliran dana SPP mencapai Rp1,7 miliar.
"Perguliran dana tersebut, hingga kini berjalan lancar dan relatif kecil tingkat kemacetan, dan sebagai indikasi usaha mereka berkembang," ujarnya.
Dia menjelaskan, 2010 Kecamatan Leuwidamar menerima penguatan modal usaha untuk SPP dari PNPM sebesar Rp488 juta.
Dengan penguatan modal PNPM itu, kata dia, tentu perguliran dana SPP bertambah dan diharapkan bisa digulirkan lebih banyak lagi.
"Kita yakin perguliran UPK ini ke depan bisa berubah menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) karena hingga kini jumlah kreditur terus meningkat," katanya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Usaha Beringin Eti mengaku, selama ini anggotanya sebanyak 10 orang mengalami kemajuan bidang usaha kaum perempuan setelah menerima pinjaman modal dari PNPM maupun PPK.
"Kami merasa terbantu untuk peningkatan modal usaha melalui SPP karena bunganya relatif kecil," jelasnya.
Banyak Usaha Rumah Tangga Didanai PNPM-MP Berkembang
Rabu, 26 Januari 2011 14:13 WIB