Lebak (ANTARABanten) - Sekitar 122 hektare tanaman padi di Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak, Provinsi Banten terendam banjir dan terancam puso pada musim panen Februari 2011.
"Jika dua hari tanaman padi masih masih terendam air dipastikan batang padi membusuk," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pertanian Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Fathul Halim, di Lebak, Senin.
Fathul mengatakan, tanaman padi yang terendam itu tersebut sebagian besar sudah mengeluarkan malai dan Februari bisa dipanen.
"Saya khawatir apabila dua hari banjir tidak surut kemungkinan tanaman padi yang siap dipanen menjadi puso," katanya.
Menurut dia, banjir yang menimpa areal persawahan di Kecamatan Cibadak tersebar di tiga desa, yakni Desa Cisangu seluas 77 hektare, Bojongcae 20 hektare dan Panancangan 25 hektare.
Ketiga desa tersebut merupakan daerah banjir karena saluran irigasi yang ada di Kecamatan Tunjungteja Kabupaten Serang tidak berfungsi.
"Kami sudah beberapa kali mengusulkan pembangunan irigasi ke Pemprov Banten, namun hingga kini belum ada realisasinya," ujarnya menegaskan.
Dia menyebutkan, banjir yang melanda Kecamatan Cibadak terjadi setelah turun hujan deras sejak Minggu malam hingga Senin dinihari yang menyebabkan areal persawahan terendam.
Saat ini, lanjut dia, petani belum bisa berbuat banyak karena areal sawah masih terendam banjir.
"Saya berharap banjir cepat surut sehingga tanaman padi bisa terselamatkan," katanya.
Sementara itu, Ketua Gabungan Kelompok Tani Desa Cisangu Ahmad mengatakan, pihaknya mendesak Dinas Sumber Daya Air (SDA) Pemprov Banten segera membangun irigasi yang ada di Kecamatan Tunjungteja, Kabupaten Serang.
"Saya kira penyebab banjir itu disebabkan tidak berfungsinya saluran irigasi itu," ujarnya.
Ratusan Hektare Sawah Di Lebak Terendam Banjir
Senin, 10 Januari 2011 15:45 WIB