Serang (ANTARABanten) - Kepala Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Banten Arief Mulyawan mengatakan, penaggulangan HIV/AIDS harus melibatkan semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di daerah itu.
"Semua SKPD harus terlibat dalam penanggulangan HIV/AIDS ini agar hasilnya bisa lebih optimal," katanya di Serang, Rabu.
Ia juga menjelaskan, dengan telah disahkannya Perda tentang Penanggulangan HIP/AIDS di Provinsi Banten, maka mulai 2011 harus dianggarkan untuk penangggulangan penyakit tersebut pada 12 SKPD terkait.
Kasus HIV/AIDS di Provinsi Banten meningkat dari 1.444 kasus sejak selama 1998-2009, menjadi sekitar 1.800 kasus hingga Oktober 2010, dengan jumlah korban meninggal mencapai 92 orang.
Dengan demikian, kata dia dibutuhkan kerjasama semua pihak, di antaranya 12 SKPD terkait dalam penanggulangan HIV/AIDS, terutama Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial dan Dinas Pariwisata.
Adanya perda tersebut, kata dia, SKPD terkait memiliki tangung jawab dalam penanggulangan dan memberikan pemahaman pada masyarakat, mengenai bahaya, penyebab, penularan dan antisipasi penularan penyakit mematikan teresebut sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Peringatan hari AIDS Sedunia tingkat Provinsi Banten dengan tema "Akses Universal dan Hak Asasi Manusia" dilaksanakan di Dinas Pendidikan setempat.
Sekretaris Provinsi Banten Muhadi mengatakan, peringatan hari AIDS bertujuan untuk meningkatkan kesadaran semua pihak akan epidemi penyakit itu yang sampai saat ini belum bisa dikendalikan.
Peringatan tersebut juga sekaligus sebagai wadah untuk menunjukan komitmen dan kepedulian semua pihak terhadap para penderita HIV/AIDS, terutama kalangan generasi muda.
"Generasi merupakan asset bangsa yang harus diselamatkan karena pada masa tersebut merupakan usia produktif," kata Muhadi.
Ia menghimbau, upaya penanggulanagan HIV/AIDS di Banten harus melibatkan semua pihak termasuk pemerintah daerah, aparat, tokoh agama, pers dan organisasi kemasyarakatan.
Muhadi juga memandang penting menanamankan akhlak dan keyakinan serta contoh perbuatan mulia dari guru dan orang tua, sebagai modal yang paling mendasar bagi anak-anak sebagai generasi bangsa.