Perusahaan Umum (Perum) Bulog Lebak-Pandeglang diminta melanjutkan penyerapan gabah petani Banten selatan karena memberikan, karena memberikan pertumbuhan ekonomi cukup besar dan meningkatkan kehidupan kesejahteraan mereka.
"Kami berharap tahun 2021 tetap Perum Bulog Lebak-Pandeglang menampung gabah," kata Sarif (55), seorang petani Malingping Kabupaten Lebak.
Penyerapan gabah petani di wilayahnya tahun 2020 ditampung oleh Perum Bulog melalui kemitraan dengan PD Sinar Malingping dan PD Eka Jaya.
Dimana kemitraan yang ditunjuk Perum Bulog membeli gabah petani dengan harga patokan pemerintah (HPP) untuk gabah kering giling (GKG) Rp5.300/Kg.
Selama ini, kata dia, pendapatan usaha petani cukup menggembirakan dengan diserapnya oleh Perum Bulog tersebut.
"Kami hasil panen September 2020 bisa meraup keuntungan dari usaha pertanian pangan mencapai Rp30 juta/hektare dan dibeli oleh mitra Perum Bulog itu," katanya menjelaskan.
Menurut dia, petani di sini pada 2019 usaha pertanian pangan tidak meguntungkan, bahkan merugi sehubungan hasil panen tidak ada yang menampung gabah.
Saat itu, kata dia, harga gabah kering giling anjlok di bawah kisaran Rp3.000/Kg, sehingga usaha pertanian pangan tidak menguntungkan.
Namun, pada 2020 mereka petani cukup lega setelah Perum Bulog menampung gabah dan kembali usaha pertanian dapat mendongkrak pendapatan ekonomi keluarga.
"Kami tahun 2021 ingin Perum Bulog dilanjutkan penyerapan gabah melalui kemitraan dengan PD Sinar Malingping dan PD Eka Jaya itu," katanya.
Kusno (60) petani Cikeusik Kabupaten Pandeglang mengatakan bahwa petani di wilayahnya lebih bersemangat setelah hasil panen dibeli oleh mitra Perum Bulog dengan harga relatif menguntungkan dibandingkan tengkulak.
Saat ini, pendapatan ekonomi petani di sini yang menggarap seluas 500 hektare semakin sejahtera, karena bisa menghasilkan ekonomi Rp30 juta/hektare dengan harga GKG Rp5.300/Kg.
"Kami berharap Perum Bulog dapat melanjutkan penyerapan gabah petani itu," ujarnya.
H Daud (60) seorang pengelola usaha PD Sinar Malingping Kabupaten Lebak mengatakan pihaknya menjalin kemitraan dengan Perum Bulog Lebak-Pandeglang tahun 2005 hingga kini masih berjalan.
Penyerapan gabah dari hasil panen petani itu dibeli dan selanjutnya diproduksi menjadi beras untuk ditampung Perum Bulog.
"Kami tahun ini menyerap beras untuk pengadaan Perum Bulog sebanyak 1.000 ton," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Divisi Regional Perum Bulog Lebak-Pandeglang Meita Novariani mengatakan pihaknya menyerap gabah hasil panen petani hingga senilai Rp85 miliar lebih untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.
Perum Bulog memiliki tanggung jawab untuk membantu perekonomian petani dengan menyerap gabah hasil panen tersebut.
Selama ini, serapan gabah petani jika dikalkulasikan dalam bentuk beras sebanyak 9.000 ton lebih dengan nilai perguliran uang mencapai Rp85 miliar.
"Kami melihat perguliran uang sebesar itu dipastikan nilai tukar ekonomi petani juga meningkat," katanya.
"Kami berharap tahun 2021 tetap Perum Bulog Lebak-Pandeglang menampung gabah," kata Sarif (55), seorang petani Malingping Kabupaten Lebak.
Penyerapan gabah petani di wilayahnya tahun 2020 ditampung oleh Perum Bulog melalui kemitraan dengan PD Sinar Malingping dan PD Eka Jaya.
Dimana kemitraan yang ditunjuk Perum Bulog membeli gabah petani dengan harga patokan pemerintah (HPP) untuk gabah kering giling (GKG) Rp5.300/Kg.
Selama ini, kata dia, pendapatan usaha petani cukup menggembirakan dengan diserapnya oleh Perum Bulog tersebut.
"Kami hasil panen September 2020 bisa meraup keuntungan dari usaha pertanian pangan mencapai Rp30 juta/hektare dan dibeli oleh mitra Perum Bulog itu," katanya menjelaskan.
Menurut dia, petani di sini pada 2019 usaha pertanian pangan tidak meguntungkan, bahkan merugi sehubungan hasil panen tidak ada yang menampung gabah.
Saat itu, kata dia, harga gabah kering giling anjlok di bawah kisaran Rp3.000/Kg, sehingga usaha pertanian pangan tidak menguntungkan.
Namun, pada 2020 mereka petani cukup lega setelah Perum Bulog menampung gabah dan kembali usaha pertanian dapat mendongkrak pendapatan ekonomi keluarga.
"Kami tahun 2021 ingin Perum Bulog dilanjutkan penyerapan gabah melalui kemitraan dengan PD Sinar Malingping dan PD Eka Jaya itu," katanya.
Kusno (60) petani Cikeusik Kabupaten Pandeglang mengatakan bahwa petani di wilayahnya lebih bersemangat setelah hasil panen dibeli oleh mitra Perum Bulog dengan harga relatif menguntungkan dibandingkan tengkulak.
Saat ini, pendapatan ekonomi petani di sini yang menggarap seluas 500 hektare semakin sejahtera, karena bisa menghasilkan ekonomi Rp30 juta/hektare dengan harga GKG Rp5.300/Kg.
"Kami berharap Perum Bulog dapat melanjutkan penyerapan gabah petani itu," ujarnya.
H Daud (60) seorang pengelola usaha PD Sinar Malingping Kabupaten Lebak mengatakan pihaknya menjalin kemitraan dengan Perum Bulog Lebak-Pandeglang tahun 2005 hingga kini masih berjalan.
Penyerapan gabah dari hasil panen petani itu dibeli dan selanjutnya diproduksi menjadi beras untuk ditampung Perum Bulog.
"Kami tahun ini menyerap beras untuk pengadaan Perum Bulog sebanyak 1.000 ton," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Divisi Regional Perum Bulog Lebak-Pandeglang Meita Novariani mengatakan pihaknya menyerap gabah hasil panen petani hingga senilai Rp85 miliar lebih untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.
Perum Bulog memiliki tanggung jawab untuk membantu perekonomian petani dengan menyerap gabah hasil panen tersebut.
Selama ini, serapan gabah petani jika dikalkulasikan dalam bentuk beras sebanyak 9.000 ton lebih dengan nilai perguliran uang mencapai Rp85 miliar.
"Kami melihat perguliran uang sebesar itu dipastikan nilai tukar ekonomi petani juga meningkat," katanya.