Jakarta (ANTARA) - Film pendek "Dawuk" karya pelajar asal Cilacap, Jawa Tengah berhasil menjadi yang terbaik dalam ajang Viu Shorts! Season 2.
"Dawuk" berhasil mengungguli karya film pendek dari berbagai daerah lainnya yang mengikuti ajang Viu Shorts! Season 2. Film yang disutradarai oleh Nur Aini ini dianggap juri memenuhi kriteria penilaian berupa kesegaran ide, kualitas penceritaan, konten muatan lokal, dan daya tarik.
"Masing-masing film merepresentasikan perdebatan moral yang terjadi di masyarakat kita. Bagi saya semua film ini favorit. Agak sulit untuk memilih. Setiap film membawa after taste," kata Direktur Utama Perusahaan Umum Produksi Film Negara (PFN), Judith Dipodiputro yang juga bertindak sebagai salah satu dewan juri Viu Shorts! Season 2, dalam jumpa pers virtual, Jumat.
Film "Dawuk" menceritakan tentang Lengger Dempet yang sangat dikenal oleh masyarakat Cilacap. Konon dahulu ada seorang penari yang selalu menggendong anaknya kemana pun dia menari. Hingga suatu hari anaknya itu jatuh sakit dan meninggal dunia.
Sang ayah yang terpukul lantas membuat boneka kayu dan memahatnya mirip dengan wajah anaknya. Boneka itu digendong, lalu dibawa mengamen dari rumah ke rumah.
Ilham Habibie selaku ketua dewa juri Viu Shorts! Season 2 mengatakan bahwa talenta muda Indonesia di bidang film memiliki potensi. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya peserta dari berbagai daerah yang mengikuti kompetisi film pendek ini.
"Yang paling menakjubkan bahwa talenta kita di Indonesia ada di mana-mana. Tidak hanya di Jakarta tapi setiap pelosok ya ada talenta. Tentu talenta itu harus kita bina," kata dia.
Pemenang Viu Shorts! Season 2 akan mendapatkan beasiswa penuh selama empat tahun studi sinematografi di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan berkesempatan bekerja menjadi asisten paruh waktu bagi Executive Producer Viu Indonesia.
"Dawuk" film pendek asal Cilacap menangi Viu Shorts! Season 2
Jumat, 4 September 2020 19:01 WIB
Masing-masing film merepresentasikan perdebatan moral yang terjadi di masyarakat kita. Bagi saya semua film ini favorit. Agak sulit untuk memilih. Setiap film membawa after taste