Cileungsi, Bogor (ANTARA) - Sekretariat Pengurus Anak Cabang (PAC) PDI Perjuangan yang berlokasi di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, diduga dilempari bom molotov oleh orang tak dikenal pada Rabu (29/7), setelah peristiwa serupa terjadi di Sekretariat PAC PDIP Megamendung satu hari sebelumnya.
"Pascapelemparan bom molotov yang dilakukan oleh orang tak dikenal di sekretariat PDIP Kecamatan Cileungsi, personel Polsek Cileungsi dan Polres Bogor lakukan langkah penyelidikan," kata Kasubag Humas Polres Bogor, AKP Ita Puspita Lena, saat dikonfirmasi lewat pesan singkat.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kabupaten Bogor, Bayu Syahjohan menyebutkan bahwa pelemparan bom molotov itu terjadi pada dini hari. Keterangan yang ia terima dari tukang bangunan di Sekretariat PDIP itu, ditenukan dua pecahan botol bom molotov dan satu botol dalam kondisi utuh sekitar pukul 05.00 WIB di halaman sekretariat.
Kemudian, menurutnya tukang bangunan tersebut langsung melaporkan penemuan pecahan botol tersebut ke anggota DPRD Kabupaten Bogor dari Fraksi PDIP, Muad Khalim yang rumahnya berseberangan dengan sekretariat PDIP.
"Kebetulan rumah Muad Khalim itu ada di depan kantor sekretariat, jadi si tukang bangunan ini langsung melaporkan ke dia. Yang dilempar tiga (botol), tapi yang meledak hanya dua," papar Bayu.
Ketika dikonfirmasi, Muad Khalim mengaku tengah membuat laporan resmi kepada pihak kepolisian mengenai pelemparan bom molotov ke sekretariat PDIP di seberang rumahnya itu.
"Iya ini sedang membuat laporan polisi," ujar Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor itu.
Sebelumnya, kejadian serupa terjadi di Sekretariat PAC PDIP yang berlokasi di Kawasan Puncak, Megamendung, Kabupaten Bogor Jawa Barat, pada Selasa (28/7). Terjadi pelemparan tiga buah bom molotov pada Selasa pagi di rumah basis PAC yang dimiliki oleh Rosenfield selaku Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bogor.
Sekretariat PDIP di Cileungsi Bogor jadi sasaran bom molotov
Rabu, 29 Juli 2020 13:27 WIB
Kebetulan rumah Muad Khalim itu ada di depan kantor sekretariat, jadi si tukang bangunan ini langsung melaporkan ke dia. Yang dilempar tiga (botol), tapi yang meledak hanya dua