Lebak (ANTARA) - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Banten menggelar pemeriksaan HIV/AIDS di Terminal Aweh dan Sunankalijaga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak dengan melibatkan Dinas Kesehatan kabupaten/kota dan Puskesmas setempat.
"Kami melakukan pemeriksaan sebanyak 80 sopir angkutan dengan pengambilan sample darah, namun hasilnya negatif HIV/AIDS," kata Koordinator Pengelola Program KPA Banten Arif Mulyawan di Lebak, Kamis.
Pemeriksaan HIV/AIDS itu untuk pencegahan terhadap ibu rumah tangga, karena jumlahnya di Provinsi Banten cukup menonjol.
Mereka ibu rumah tangga yang teridentifikasi positif HIV/AIDS akibat ditularkan oleh suaminya yang kerapkali melakukan hubungan seks dengan wanita lain.
Karena itu, KPA Banten terus mengoptimalkan pencegahan penyebaran penyakit yang mematikan dan belum ditemukan obatnya.
"Kami mengapresiasi hasil pemeriksaan sopir itu negatif HIV/AIDS," katanya menjelaskan.
Menurut dia, KPA Banten memiliki tanggung jawab untuk pengendalian HIV/AIDS di antaranya melakukan penyuluhan maupun menyampaikan informasi dan sosialisasi untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.
Selain itu juga melakukan pemeriksaan dengan mengambil sample darah pada kelompok-kelompok yang rentan penularan HIV/AIDS, seperti pengemudi angkutan, pekerja salon, kawasan pekerja seks komersil (PSK).
Apabila, mereka ditemukan kasus HIV/AIDS itu maka ditindaklanjuti dengan menjalani pengobatan.
Selanjutnya, kata dia, mereka bisa dipertahankan agar dapat menekan angka kematian.
"Kami berkomitmen untuk mengendalikan pencegahan agar kasus HIV/AIDS tidak menyebaran masyarakat hingga banyak memakan korban jiwa itu," katanya menjelaskan.
Kepala Terminal Aweh Heru Suseno mengatakan pihaknya sangat mendukung pemeriksaan HIV/AIDS kepada pengemudi angkutan agar mereka benar-benar tidak terjangkit penyakit yang mematikan itu.
Penyakit HIV/AIDS itu dapat menularkan kepada isteri akibat suami kerapkali melakukan hubungan seksual dengan orang lain.
Apabila, perempuan itu positif HIV/AIDS maka menularkan kepada ibu rumah tangga yang tak memiliki dosa tersebut.
Dengan demikian, pihaknya meminta sopir agar tidak melakukan hubungan seks pada orang lain yang bukan isterinya.
Pemeriksaan HIV/AIDS itu, kata dia, merupakan pelayanan karena sopir memiliki tanggung jawab untuk keselamatan penumpang.
"Kami merasa lega hasil pengambilan sample darah itu dinyatakan semua sopir angkutan di Lebak negatif HIF/AIDS," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Udin, seorang sopir angkutan umum mengaku bahwa dirinya merasa lega dan senang setelah dilakukan pemeriksaan sample darah dinyatakan negatif HIV/AIDS.
"Kami belum pernah melakukan hubungan seks dengan wanita lain maka hasilnya negatif," katanya.