Serang (ANTARA) - Di bulan Mei 2020, NTP Provinsi Banten sebesar 101,45, masih berada di atas rata-rata NTP Nasional (99,47). Hal ini menunjukkan tingkat kesejahteraan petani di Banten berada di atas rata-rata nasional. Secara nasional, urutan NTP di Provinsi Banten masih bertahan di posisi 8.
NTP Banten Mei 2020 sebesar 101,45 atau turun 2,09 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Penurunan NTP dikarenakan Penurunan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) lebih tinggi daripada penurunan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib).
Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Banten Bulan Mei 2020 (2018 = 100)
Pada bulan Mei 2020, Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Banten mengalami penurunan sebesar 2,23 persen dibanding It April, yaitu turun dari 110,68 menjadi 108,21. Penurunan It disebabkan oleh menurunnya It pada Subsektor Tanaman Pangan sebesar 2,77 persen, Subsektor Hortikultura turun sebesar 3 persen dan Subsektor Perikanan yang turun sebesar 0,43 persen. Berbeda untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yang mengalami kenaikan indeks sebesar 0,44 persen dan Subsektor Peternakan yang naik sebesar 0,18 persen.
Pada Mei 2020 indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,14 persen. Hal ini terjadi karena turunnya indeks harga pada Indeks KRT sebesar 0,34 persen dan kenaikan indeks harga pada Indeks BPPBM sebesar 0,42 persen.
Jika dilihat per subsektor (Tabel 2), Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Mei 2020 di Provinsi Banten yang masih berada diatas 100 adalah sektor Tanaman Pangan (101,76) Hortikulura (103,33) dan Perkebunan (108,28). Sementara untuk sektor Peternakan (94,13) dan Perikanan (97,96) NTP berada dibawah 100.
Tabel 2. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Banten Bulan Mei 2020 per Subsektor
Nilai Tukar Petani subsektor Hortikultura (NTP-H) pada bulan Mei 2020 mengalami penurunan sebesar 2,58 persen atau turun dari 106,07 menjadi 103,33. Hal ini terjadi karena penurunan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 3 persen lebih tajam dari penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,43 persen. Penurunan It pada subsektor hortikultura disebabkan turunnya indeks pada kelompok sayur - sayuran sebesar 3,17 persen dan kelompok buah - buahan sebesar 3,03 persen, sementara kelompok tanaman obat-obatan mengalami kenaikan sebesar 1,54 persen. Penurunan cukup tajam pada kelompok sayur - sayuran terjadi pada harga cabai merah yang turun sebesar 14,14 persen, terung yang turun sebesar 11,03 persen, kacang panjang turun 9,36 persen, cabai rawit yang turun 6,56 persen, bayam turun 5,20 persen, dan jamur turun 3,85 persen. Pada kelompok buah - buahan penurunan cukup tajam terjadi pada harga semangka yang turun sebesar 4,12 persen, pepaya yang turun 4,04 persen, pisang yang turun 3,82 persen dan harga mentimun suri yang turun 0,35 persen.Penurunan indeks harga pada Ib dipengaruhi oleh turunnya indeks Konsumsi rumah Tangga (KRT) sebesar 0,50 persen dan naiknya indeks Biaya Produksi Dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,17 persen.
Berdasarkan Berita Resmi Statistik No. 29/05/36/Th.XIV tanggal 05 Mei 2020 mengenai Pertumbuhan Ekonomi Banten Triwulan I – 2020, diketahui Ekonomi Banten triwulan I-2020 terhadap triwulan I-2019 tumbuh 3,09 persen (y-on-y), melambat dibanding capaian triwulan I-2019 yang sebesar 5,45 persen. Ekonomi Banten triwulan I-2020 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 3,01 persen (q-to-q).
Secara y-on-y sektor pertanian di Provinsi Banten Triwulan-I mengalami peningkatan sebesar 3,90% lebih tinggi dibandingkan laju ekonomi di Provinsi Banten secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan secara ekonomi pertumbuhan sektor pertanian di Provinsi Banten dinilai baik. Namun jika dibandingkan dengan Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan PDB Sektor Pertanian secara Nasional, laju pertumbuhan sektor pertanian di Provinsi Banten lebih kecil (tabel 3).
Laju pertumbuhan ekonomi sektor pertanian di Provinsi Banten Triwulan – I yang bernilai positif juga terlihat dari Nilai Tukar Petani (NTP) Triwulan I – 2020 dibandingkan y-on-y dan q-to-q yang bernilai positif.
Tabel 3. Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha (persen)
*) Penulis adalah Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten