Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin menginginkan pemerintah dapat betul-betul menuntaskan berbagai persoalan terkait komoditas gula pasir yang masih berpolemik dan cenderung merugikan rakyat banyak.

"Saya minta persoalan pangan, terutama gula ini, pemerintah serius mengurusinya untuk kepentingan rakyat. Jangan ada tebang pilih jika ditemukan penyelewengan. Dan tuntutan janji akan ketersediaan stok pangan serta harga pangan yang terkendali mesti dapat direalisasikan," kata Andi Akmal Pasluddin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Menurut Akmal Pasluddin, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengusut tuntas berkaitan ketersediaan yang masih tersendat di berbagai daerah apakah terkendala distribusi atau permainan spekulan.

Kedua, ujar dia, harus ada tindakan nyata para pelaku amoral spekulan gula bila ditemukan menimbun yang mempermainkan stok di pasar.

Selain itu ia menyatakan mesti ada solusi peningkatan produksi dalam negeri akan gula pasir dengan perbaikan pola mitra dengan petani maupun perbaikan pabrik.

Kemudian, lanjutnya, perlu ada edukasi masyarakat yang masuk dalam kurikulum pendidikan sejak dini akan bahaya konsumsi gula terlalu tinggi.

Politisi PKS ini secara khusus menyoroti harga gula yang makin lama semakin meningkat, serta keberadaan komoditas gula pasir di berbagai pasar modern yang dinilai juga sudah semakin langka.

Sebagaimana diwartakan, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebutkan bahwa stok gula pasir yang dikelola Bulog pada bulan Juni akan melimpah baik dari produksi tebu lokal, maupun importasi dari India.

Budi Waseso menyatakan bahwa hingga Juni nanti, Bulog akan memiliki stok gula pasir konsumsi hingga 75.000 ton, yang berasal dari 25.000 ton produksi dalam negeri dan 50.000 ton dari gula impor asal India.

"Produksi kita kurang lebih ada 25.000 ton untuk bulan depan, sekarang sedang digiling. Jadi masyarakat tidak usah khawatir. Pabrik-pabrik gula lokal sudah mulai berproduksi, jadi bulan depan banjir lah," kata Buwas usai memantau kegiatan stabilisasi harga di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (15/5).

Selain dari produksi tebu lokal, Bulog juga mendapat penugasan importasi gula kristal putih (GKP) atau gula konsumsi sebanyak 50.000 ton. Dari total tersebut, sebanyak 21.800 ton gula pasir dari India telah tiba, sedangkan sisanya akan tiba sebelum Hari Raya Idul Fitri pada pekan depan.

Dirut Perum Bulog mengakui bahwa harga gula selama beberapa bulan terakhir masih mahal karena produksi tebu dalam negeri belum siap dipanen dan diolah sehingga tidak ada produksi.

Selain itu, Bulog juga tidak memiliki stok, sehingga tidak bisa mengintervensi pasar dan menstabilisasi harga. Oleh karena itu, BUMN pangan tersebut mendapat penugasan importasi gula, namun sayangnya terjadi keterlambatan mendatangkan gula dari India karena negara tersebut menerapkan lockdown untuk mencegah penyebaran COVID-19.

 

Pewarta: M Razi Rahman

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020