Petani Kabupaten Lebak, Banten, pada Januari-Februari  panen padi seluas 9.480 hektare dengan produksi 50.954 ton gabah kering pungut (GKP) dan produktivitas rata-rata 5,37 ton/hektare.

"Semua padi yang dipanen itu dari tanam 2019," kata Pelaksana Data Statistik Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Supardi di Lebak, Selasa.

Panen padi di Kabupaten Lebak hingga Maret 2020 masih berlangsung di sejumlah kecamatan dan diperkirakan puncak panen pada April mendatang hingga di atas 21.000 hektare.

Puncak panen raya itu dari gerakan percepatan tanam Januari-Februari lalu, karena memasuki musim hujan.

Semestinya, kata dia, puncak panen raya itu pada Januari-Maret 2020, namun Oktober - November 2019 terjadi kemarau panjang, sehingga angka jadwal tanam diundur.

Berdasarkan data panen padi Januari-Februari 2020 seluas 9.480 hektare terdiri dari padi sawah seluas 6.192 hektare dan padi gogo 3.288 hektare dengan tanam seluas 20.227 hektare dan produksi 50.954 ton GKP serta produktivitas rata-rata 5,37 ton/hektare.

Produksi panen 50.954 ton GKP itu jika diakumulasikan beras menjadi 23.821 ton, sedangkan permintaan beras sampai Februari 2020 sebanyak 23.954 ton hingga terjadi devisit 133 ton dari 1,2 juta jiwa penduduk Kabupaten Lebak dengan kebutuhan beras 11.977 ton/bulan.

Meski terjadi defisit beras, kata dia, pihaknya menjamin persediaan pangan di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak melimpah dari hasil panen 2019 surplus 12 bulan mendatang.

"Kami optimistis panen padi tahun 2020 bisa surplus dan menyumbangkan kedaulatan pangan nasional," katanya menjelaskan.

Ketua Kelompok Tani Sukabungah Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak Ruhyana mengatakan petani di wilayahnya seluas 120 hektare memasuki panen pada pertengahan Februari 2020 hingga kini masih berlangsung.

Panen padi seluas 120 hektare itu melalui pompanisasi dengan menyedot air Sungai Ciujung, karena sepanjang Desember 2019 terjadi kemarau panjang.

Saat ini, jumlah petani sebanyak 100 anggota dipastikan panen padi itu menguntungkan karena produksi dan produktivitas pangan rata-rata 8,0 ton GKP per hektare.

"Jika petani itu menjual gabah basah Rp5000/Kg dengan produktivitas 8 ton maka penghasilan total petani mencapai Rp40 juta/hektar," katanya.

 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020