Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lebak, Banten meminta pengelola pondok pesantren di daerah itu menjaga kebersihan lingkungan guna mendukung peningkatan derajat kesehatan.

"Kita jangan sampai kondisi pesantren itu kumuh dan kotor," kata Kepala Seksi Pondok Pesantren Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lebak Ajrum Firdaus di Lebak, Jumat.

Manfaat kebersihan lingkungan itu, kata dia, cukup besar. Selain membuat santri belajar dengan merasa aman dan nyaman, juga dapat menangkal berbagai penyakit menular, terlebih saat ini memasuki musim hujan.

Biasanya, kata dia, penyakit musim hujan yang merebak demam berdarah dengue (DBD), Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), dan disentri.

Oleh karena itu, pihaknya meminta semua pesantren harus menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari serangan penyakit yang bisa menimbulkan kematian.

"Kami terus mendorong agar kondisi pesantren bersih dan tidak kumuh dan kotor," katanya.

Menurut dia, selama ini, pendidikan pesantren di Kabupaten Lebak tumbuh dan berkembang, baik yang dikelola secara tradisional (salafi) maupun modern.

Berdasarkan hasil pendataan pada awal 2020, jumlah pesantren tercatat 1.802 unit tersebar di 28 kecamatan, dengan setiap tahun meluluskan ribuan santri.

Ironisnya, kata dia, semua lembaga pesantren itu dikelola masyarakat, baik berbentuk yayasan maupun perorangan, tanpa menggunakan anggaran pemerintah.

Bahkan, di antara pesantren salafi itu, para santri atau peserta didik tanpa dipungut biaya selain mereka telah disediakan asrama.

Kehadiran pesantren itu, katanya, tentu membantu program pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa, melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berakhlak islami.

Apalagi, katanya, pemerintah telah menerbitkan undang-undang tentang pesantren sehingga dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM).

Saat ini, pencapaian nilai IPM Kabupaten Lebak masih rendah, di bawah nasional.

"Kami optimistis ke depan nilai IPM itu bisa mencapai tingkat nasional di atas angka tujuh persen," ujarnya.

Dia mengatakan dari 1.802  pesantren di Kabupaten Lebak, kebanyakan pesantren salafi dengan pola tradisional melalui sistem pengajaran secara sorogan (sendiri) untuk menalar ilmu-ilmu alat atau etimiologi bahasa, seperti nahwu jurumiah juga sorop.

Selain itu, pembelajaran sistem bandungan atau para santri mendengar kajian-kajian kiai dan ustadz yang menerangkan isi kitab gundul tersebut.

Ia mengatakan pesantren yang dikelola secara modern dengan sistem menggabungkan kurikulum pendidikan Islam dan nasional.

Dengan penggabungan kurikulum tersebut, diharapkan santri bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, baik nasional dan mancanegara.

"Kami terus mendorong agar pesantren berkembang untuk melahirkan generasi bangsa yang berkualitas dan berakhlak Islam," katanya.
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020