Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Desember 2019 di Kota Malang, Jawa Timur, sebesar 0,50 persen, yang didorong adanya kenaikan pada kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau.

Kepala BPS Kota Malang Sunaryo mengatakan bahwa pada Desember 2019, kenaikan harga terjadi hampir pada seluruh kelompok pengeluaran. Hanya kelompok pengeluaran sandang yang tercatat mengalami penurunan atau deflasi sebesar 0,36 persen.

"Pada Desember selalu terjadi inflasi. Hampir semua mengalami kenaikan, kecuali kelompok sandang," kata Sunaryo, di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis.

Sunaryo mengatakan, meskipun kenaikan cukai rokok baru berlaku pada Januari 2020, pada Desember 2019, komoditas tersebut tercatat sudah mengalami kenaikan. Tercatat, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami kenaikan sebesar 1,03 persen.

Selain kelompok tersebut, kelompok bahan makanan juga mengalami kenaikan harga sebesar 1,01 persen, yang disumbang kenaikan harga telur ayam ras, bawang merah, dan tomat sayur. Selain itu, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar juga naik 0,34 persen.

"Kelompok kesehatan juga mengalami kenaikan sebesar 0,23 persen, dan pendidikan, rekreasi, serta olahraga naik 0,05 persen," ujar Sunaryo.

Inflasi Desember 2019 di Kota Malang, merupakan yang terendah kedua sejak 2011. Tercatat, pada 2011 inflasi kota terbesar kedua di Jawa Timur sebesar 0,27 persen, 2012 sebesar 0,70 persen, dan pada 2013 sebesar 0,53 persen.

Sementara pada Desember 2014, inflasi Kota Malang mencapai titik tertinggi yakni sebesar 2,72 persen. Kemudian pada 2015 0,89 persen, 2016 0,58 persen, 2017 0,49 persen, dan pada Desember 2018 sebesar 0,85 persen.

Pada Desember 2019, inflasi tertinggi terjadi di Surabaya mencapai 0,60 persen, sementara inflasi terendah tercatt terjadi di Probolinggo sebesar 0,28 persen. Wilayah lainnya, Sumenep tercatat inflasi sebesar 0,38 persen, dan Madiun sebesar 0,33 persen.

Sementara di Jember, tercatat inflasi sebesar 0,54 persen, Banyuwangi 0,29 persen, dan Kediri sebesar 0,47 persen.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020