Produksi tangkapan ikan di pesisir selatan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, sejak tiga bulan terakhir naik hingga mencapai rata-rata 250 ton per bulan dengan nilai perguliran uang dari transaksi pelelangan hingga miliaran rupiah.

"Saya yakin naiknya produksi tangkapan itu tentu pendapatan ekonomi nelayan juga membaik," kata Kepala Seksi Peningkatan Kapasitas Nelayan Kecil Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Rizal Ardiansyah saat dihubungi di Lebak, Kamis.

Pemerintah daerah dan Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) setiap tahun mengalokasikan anggaran untuk menyalurkan bantuan kepada nelayan berupa alat tangkap dan kapal di atas 12 GT.

Penyaluran bantuan itu untuk meningkatkan produksi tangkapan ikan, sehingga dapat mewujudkan swasembada pangan ikan.

Disamping juga berdampak terhadap pendapatan ekonomi nelayan juga pelaku usaha kerajinan yang menggunakan bahan baku ikan laut.

Meningkatnya produksi ikan juga dampak membaiknya cuaca pesisir selatan Lebak dan Perairan Samudera Hindia.

"Kami mengapresiasi sejak tiga bulan terakhir itu mampu memproduksi tangkapan 250 ton per bulan,padahal normalnya 150 ton per bulan," kata Rizal.

Menurut dia, produksi tangkapan ikan pesisir selatan Lebak juga sebagian dipasok ke Jakarta dan Banten.

Selain juga masyarakat pesisir Lebak juga mengelola aneka usaha kerajinan yang bahan bakunya ikan laut, seperti abon ikan, baso ikan dan kerupuk ikan.

Saat ini, kerajinan ikan di sini cukup berkembang, bahkan abon ikan Binuangeun dari kelompok usaha bersama "Bu Bedah" menembus pasar super market, di antaranya Giant dan Carrefour,katanya.

Ia mengatakan, dari 250 ton tangkapan nelayan itu kebanyakan jenis ikan tongkol, layur, cakalang, layur, kakap dan baby tuna.

Mereka para nelayan melakukan aktivitas penangkapan hingga ke wilayah kawasan Zona Ekonomi dengan jarak 50 mil dari pesisir pantai.

Para nelayan menangkap ikan-ikan sekitar rumpon yang dibangun perusahaan besar dari Jakarta.

Selama ini, jumlah rumpon yang dipasang di kawasan Zona Ekonomi menymbangkan produksi tangkapan nelayan.

Mereka nelayan berani melakukan ke kawasan Zona Ekonomi dengan jarak tempuh 10 jam atau 95 kilometer, karena mereka menerima bantuan armada kapal di atas 12 GT itu.

"Semua nelayan yang menerima bantuan kapal itu dikelola oleh koperasi nelayan,sehingga dapat menggulirkan ekonomi nelayan," katanya menjelaskan.

Kepala Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Binuangeun, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Agus Taman mengatakan, saat ini, jumlah nelayan pesisir selatan Lebak tercatat 4.200 orang tersebar di 11 Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

Kebanyakan nelayan tersebut menggunakan alat tangkap secara tradisional juga kapal kincang berukuran panjang 1,5 meter dan lebar 1 meter dengan mesin motor ditempel.

Karena itu, pemerintah hingga kini menyalurkan bantuan kepada nelayan berupa alat tangkap dan kapal di atas 12 GT untuk meningkatkan produksi tangkapan.

"Kami tahun ini menyalurkan bantuan berupa kapal 12 GT, alat tangkap jaring rampus, pancing tonda, gillnet millenium, dan jaring muroami," katanya.

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019