Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kabupaten Lebak menilai pertumbuhan koperasi produsen berkembang sehingga menyumbangkan pendapatan ekonomi masyarakat dan penyerapan lapangan pekerjaan.

"Kami terus melakukan pembinaan kepada koperasi produsen itu," kata Ketua Dekopinda Kabupaten Lebak Lita Mulyati di Lebak, Senin.

Selama ini, pertumbuhan koperasi produsen di Kabupaten Lebak cukup berkembang, karena peran aktif pemerintah melakukan intervensi di antaranya pembinaan, pelatihan hingga peningkatan sumber daya manusia (SDM).

Selain itu juga memfasilitasi penyaluran penguatan permodalan dan promosi baik domestik hingga mancanegara.

Koperasi produsen tersebut bergerak di bidang produksi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).

Saat ini, kata dia, jumlah koperasi produsen di atas 800 unit dengan nilai perguliran hingga miliaran rupiah.

"Kami mengapresiasi koperasi produsen itu mampu menyumbangkan pendapatan ekonomi masyarakat juga dapat mengatasi kemiskinan serta pengangguran," kata Lita yang juga anggota DPRD Lebak itu.

Menurut dia, koperasi produsen itu mereka para anggotanya pelaku UKM yang bergerak memproduksi aneka makanan, makanan tradisional, perajin anyaman, perajin gula semut dan perajin bambu. Selain itu juga perajin sandal dan sepatu serta perajin industri logam.

Bahkan, produksi UKM itu menembus pasar domestik antara lain aneka makanan camilan, seperti keripik pisang, sale pisang, talas pisang, kerupuk emping juga makanan tradisional.

Begitu juga kerajinan abon ikan produksi UKM "Bu Bedah" sudah masuk ke pasar Carrefour dan supermarket.

"Kami berharap koperasi produsen itu dapat meningkatkan kualitas produksi sehingga mampu berdaya saing di pasaran," ujarnya.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kabupaten Lebak Babay Jumroni mengatakan pertumbuhan lembaga koperasi di daerah ini berkembang pesat di 28 kecamatan.

Perguliran dana hingga mencapai Rp255 miliar dari 791 unit dengan anggotanya sebanyak 85.347 orang.

Mereka lembaga koperasi tersebut bergerak di berbagai bidang usaha antara lain kerajinan tangan, anyaman bambu dan makanan olahan tradisional.

Mereka para pelaku usaha itu dengan nilai investasi modal antara Rp5-Rp10 juta.

"Kami berharap koperasi itu menjadikan kekuatan ekonomi masyarakat, sekaligus dapat menciptakan lembaga keuangan untuk meningkatkan pengembangan usaha," katanya.
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019