Masyarakat Badui berharap Pasar Leuwidamar Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, dibangun karena kondisinya saat ini sudah tidak difungsikan sebagai tempat transaksi jual beli.
"Kami yakin jika pasar Leuwidamar itu dibangun dipastikan produk kerajinan maupun hasil komoditas pertanian Badui bisa dijual di pasar itu," kata Santa, seorang warga Badui Luar di Lebak, Kamis.
Pasar Leuwidamar masuk kategori pasar desa dan beroperasi transaksi jual beli pada hari Selasa dan Jumat.
Namun, saat ini pasar seluas 1.500 meter persegi sudah ditinggalkan pedagang karena pertokoannya nyaris roboh dan jika hujan bocor.
Selama ini, kondisi pasar Leuwidamar yang berjarak 7 Km dari permukiman Badui kondisi bangunanya rusak berat.
Bahkan, atap pasar bolong-bolong dan kayu penyanggah lapuk dan terancam roboh.
"Jika Pasar Leuwidamar itu dioperasikan maka warga Badui tidak pergi lagi menjual produk pertanian ke Pasar Rangkasbitung," katanya menjelaskan.
Begitu juga Sarmin, warga Badui Luar mengatakan pihaknya mendukung jika Pasar Leuwidamar itu dibangun.
Sebab, pasar tersebut akan berdampak positif langsung terhadap perekonomian masyarakat.
"Kami sebagai warga Badui merasa terbantu jika pasar difungsikan maka membeli kebutuhan bahan pokok cukup dari pasar itu," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Lebak Pariang Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Aat Suangsih mengatakan masyarakat di sini mendambakan Pasar Leuwidamar secepatnya dibangun oleh pemerintah daerah.
Apalagi, pemerintah daerah tahun 2019-2024 memfokuskan pembangunan destinasi wisata sehingga pasar menjadikan lokomotif ekonomi masyarakat.
Pembangunan Pasar Leuwidamar itu nantinya bisa menampung produk unggulan daerah, di antaranya produk aneka kerajinan Badui, kerajinan bambu juga aneka kerajinan makanan tradisional.
Produk unggulan daerah ini bisa dijadikan barang oleh-oleh untuk wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke kawasan permukiman Badui.
Bahkan, makanan tradisional itu terdapat bahan baku buah gadung yang memiliki rasa lezat dan nikmat. "Kami berharap tahun 2020 bisa direalisasikan pembangunan Pasar Leuwidamar itu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Kami yakin jika pasar Leuwidamar itu dibangun dipastikan produk kerajinan maupun hasil komoditas pertanian Badui bisa dijual di pasar itu," kata Santa, seorang warga Badui Luar di Lebak, Kamis.
Pasar Leuwidamar masuk kategori pasar desa dan beroperasi transaksi jual beli pada hari Selasa dan Jumat.
Namun, saat ini pasar seluas 1.500 meter persegi sudah ditinggalkan pedagang karena pertokoannya nyaris roboh dan jika hujan bocor.
Selama ini, kondisi pasar Leuwidamar yang berjarak 7 Km dari permukiman Badui kondisi bangunanya rusak berat.
Bahkan, atap pasar bolong-bolong dan kayu penyanggah lapuk dan terancam roboh.
"Jika Pasar Leuwidamar itu dioperasikan maka warga Badui tidak pergi lagi menjual produk pertanian ke Pasar Rangkasbitung," katanya menjelaskan.
Begitu juga Sarmin, warga Badui Luar mengatakan pihaknya mendukung jika Pasar Leuwidamar itu dibangun.
Sebab, pasar tersebut akan berdampak positif langsung terhadap perekonomian masyarakat.
"Kami sebagai warga Badui merasa terbantu jika pasar difungsikan maka membeli kebutuhan bahan pokok cukup dari pasar itu," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Lebak Pariang Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Aat Suangsih mengatakan masyarakat di sini mendambakan Pasar Leuwidamar secepatnya dibangun oleh pemerintah daerah.
Apalagi, pemerintah daerah tahun 2019-2024 memfokuskan pembangunan destinasi wisata sehingga pasar menjadikan lokomotif ekonomi masyarakat.
Pembangunan Pasar Leuwidamar itu nantinya bisa menampung produk unggulan daerah, di antaranya produk aneka kerajinan Badui, kerajinan bambu juga aneka kerajinan makanan tradisional.
Produk unggulan daerah ini bisa dijadikan barang oleh-oleh untuk wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke kawasan permukiman Badui.
Bahkan, makanan tradisional itu terdapat bahan baku buah gadung yang memiliki rasa lezat dan nikmat. "Kami berharap tahun 2020 bisa direalisasikan pembangunan Pasar Leuwidamar itu," katanya.
Editor : Sambas
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019