Permintaan air bersih di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meningkat akibat kemarau panjang yang menyebabkan air bawah tanah seperti sumur, jetpump dan sumber mata air mengering.

"Kami hari ini tidak bisa melayani semua permintaan masyarakat karena persedian air relatif terbatas," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Kaprawi di Lebak, Rabu.

Selama ini, permintaan air bersih di delapan kecamatan yang dilanda kekeringan cenderung meningkat.

Selain itu juga mereka tidak tersentuh pelayanan air bersih dari PDAM setempat.

Kebanyakan masyarakat yang krisis air bersih berada di pedalaman Kabupaten Lebak dengan jarak tempuh cukup berjauhan.

Bahkan, BPBD hari ini mendistribusikan air bersih ke sejumlah desa di Kecamatan Gunungkencana mencapai 70 kilometer dari Kota Rangkasbitung.

"Kami menyalurkan air bersih ke daerah itu sebanyak 18.000 liter dengan mengoptimalkan tiga kendaraan tangki," katanya.

Menurut dia, BPBD setiap harinya memiliki persedian air bersih dari PDAM sebanyak tiga kendaraan tangki dengan kapasitas 18.000 liter.

Untuk itu, pihaknya terpaksa mendistribusikan bantuan air bersih dengan sistem bergiliran.

Masyarakat diminta bersabar untuk pendistribusian air bersih tersebut karena persedian air bersih terbatas.

Saat ini, masyarakat yang dilanda krisis air bersih tersebar di Kecamatan Sajira, Cipanas, Warunggunung, Bojongmanik, Cirinten, Wanasalam, Gunungkencana dan Maja.

Namun demikian, pihaknya berharap BUMN maupun perusahaan swasta dapat membantu menyalurkan distribusi air bersih kepada masyarakat Lebak.

"Kami belum lama ini menyalurkan pendistribusian air bersih dengan bantuan Polda Banten," tambahnya.

 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019