Masyarakat Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, bersyukur hujan turun setelah ribuan umat muslim Lebak melaksanakan shalat minta hujan atau Shalat Istisqo, menyusul kemarau panjang di daerah itu.

"Kami merasa lega setelah hujan turun dipastikan tanaman padi bisa kembali tumbuh dan bisa panen Oktober mendatang," kata Arsani, seorang petani Desa Cisangu Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak, Kamis.

Kekeringan yang melanda areal persawahan di wilayahnya mengancam gagal panen karena debit air saluran irigasi Cisangu mengering.

Tanaman padi berusia antara 17 sampai 30 hari setelah tanam terjadi kekeringan akibat kemarau panjang tersebut.

Karena itu, petani kebingungan karena khawatir areal persawahanya terjadi gagal panen.

Namun, beruntung setelah umat muslim melaksanakan Shalat Istisqo dikabulkan doanya oleh Allah SWT dengan turun hujan meskipun kapasitas sedang.

Bahkan, curah hujan tersebut berlangsung tiga jam mulai pukul 16.20 WIB sampai pukul 19.40 WIB.

"Kami berharap hujan turun terus terjadi sehingga bisa terselamatkan dari ancaman gagal panen," katanya.

Begitu juga Saman, seorang petani Desa Kolelet, Kecamatan Rangkasbitung mengaku curah hujan yang berlangsung sore hingga petang malam tadi sangat terbantu tanaman padi seluas satu hektare terpenuhi pasokan air.

Areal persawahan di sini hanya mengandalkan sawah tadah hujan karena tidak memiliki jaringan irigasi.

Saat ini, diperkirakan tanaman padi di wilayahnya puluhan hektare mengalami kekeringan akibat kemarau panjang.

"Jika tidak ada hujan dipastikan tanaman padi mati dan gagal panen," katanya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebak KH Pupu Mahpudin mengatakan masyarakat harus bersyukur dan berdoa kepada Allah SWT, sehingga turun hujan.

"Kita hanya berdoa kepada Allah SWT agar menurunkan air hujan, karena kekeringan ini dapat menimbulkan ancaman ketahanan pangan juga krisis air bersih," katanya.
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019