Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Deni Kurnia mengatakan sekitar 281 rumah warga dan fasilitas umum mengalami kerusakan akibat gempa magnitudo 6,9 yang terjadi pada Jumat malam (2/8) pusatnya 147 kilometer barat daya Kecamatan Sumur.

Saat Rapat Koordinasi (Rakor) Organisasi Perangkat Daerah di Pandeglang, Senin, ia menyatakan dari jumlah itu, sebanyak 266 diantaranya merupakan rumah warga, 5 unit sekolah dasarh, 9 unit rumah ibadah, 1 unit pondok pesantren dan 3 unit jembatan.

Baca juga: BNPB rilis korban meninggal akibat gempa Banten menjadi enam orang

Ia juga menyatakan,  akan segera bentuk tim untuk melakukan verifikasi agar jumlah kerusakan terdampak gempa lebih valid.

Bupati Pandeglang Irna Narulita  meminta  Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) segera menerbitkan Surat Keputusan (SK) tentang Tanggap Darurat untuk mengakomodasi bantuan korban bencana

Menurutnya, bencana bisa terjadi kapan saja termasuk  gempa kemarin yang terjadi akibat adanya pergerakan lempeng Indo-Australia. 

"Shelter tsunami harus diberdayakan, masyarakat saat ini masih belum familiar dengan shelter tsunami. Pasang baliho besar agar masyarakat tau, agar tempat tersebut bisa dijadikan sebagai tempat evakuasi sementara jika terjadi bencana," ujarnya.

Ia mengatakan, "mega trust" bisa saja terjadi jika melihat kejadian saat ini sehingga ia berharap segera dibentuk desa siaga dengan kesekretariatan di tiap kecamatan.

"Kita harus bekerja simultan agar kesiapsiagaan dapat terus ditingkatkan, dan para camat juga harus melakukan sosialisasi mitigasi bencana kepada setiap warganya," tutupnya.

Baca juga: Warga Pandeglang terdampak gempa Banten kembali ke rumah

 
Bupati Pandeglang Irna Narulita saat rakoor OPD, Senin (5/8). Foto Humas Pemkab Pandeglang

Pewarta: Sambas

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019