Dinas Pariwisata Provinsi Banten mengirimkan sejumlah duta wisata Banten yang merupakan finalis 'Kang-Nong' Banten, untuk menyusuri potensi pariwisata di Pulau Tunda wilayah Kabupaten Serang.

"Tujuannya mereka agar mempromosikan potensi apa saja yang ada di sana. Kemudian sebagai duta pariwisata, tentunya harus mempromosikan potensi tersebut ke masyarakat luar," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Eneng Nurcahyati di Serang, Jumat.

Menurut Eneng, dengan pengalaman terjun langsung kelapangan atau destinasi Pulau Tunda, Kang-Nong Banten yang menjadi duta wisata tersebut akan bisa lebih meyakinkan wisatawan dalam menggambarkan potensi wisata Pulau Tunda.

"Ini dalam rangka menambah kapasitas dan kapabilitas Kang Nong Banten. Diharapkan mereka mampu mengetahui berbagai potensi yang ada di Banten terutama potensi wisata. Mereka diharapkan tidak hanya memahami secara fisik, tapi juga narasi di dalamnya agar mampu menjabarkan ke masyarakat luas," kata Kadispar Banten, Eneng Nurcahyati didampingi Kepala Seksi Pengembangan SDM Pariwisata Rohendi.

Baca juga: Pemprov Banten perbaiki pengelolaan hibah untuk pertahankan WTP

Dalam kesempatan 'field trip' Pulau Tunda tersebut, Kang-Nong Banten melihat sejumlah potensi wisata pantai di Pulau Tunda, wisata mancing, snorkling serta menyusuri sejumlah lokasi lain di pulau berpenduduk sekitar 1.500 jiwa tersebut.

Di Pulau yang luasnya sekitar 280 hektar itu, sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya adalah nelayan tradisional. "Potensinya cukup bagus, hanya saja perlu terus dipromosikan agar wisatawannya terus meningkat," kata Kasie Pengembangan SDM Pariwisata Rohendi.

Dalam setiap tahunnya, Rohendi mengaku aktivitas Kang Nong yang menjadi duta pariwisata, salah satunya yakni selalu mengadakan kegiatan bersama masyarakat. Dipilihnya Pulau Tunda untuk kegiatan tahun ini, karena merupakan sebagai 'buperzone' Kesultanan Banten.

"Kenapa disebut Pulau Tunda, menurut ceritanya disini dulunya merupakan daerah penyimpanan barang dagangan sebelum masuk ke Kesultanan di era keemasan Kesultanan Banten. Mereka harus bisa memilih mana yang masuk dan tidak," kata Rohendi.

Kegiatan lainnya yang disaksikan duta wisata Banten di terluar Provinsi Banten tersebut, yakni pembuatan kapal kayu yang merupakan salah satu keahlian masyarakat Pulau Tunda.

"Konon Pangeran Cengho itu salut akan kapal Kesultanan Banten dan diduga dibuat disini. Sehingga nilai sejarah besar ini bisa diketahui dan mampu meneruskannya kepada masyarakat luas," katanya.

Salah seorang anggota Kang Nong Banten Tia Safitri mengaku terkesan dengan kondisi masyarakat pulau Tunda yang tergolong berada di wilayah terluar di Banten. Dengan adanya keterbatasan mereka tetap bisa eksis dalam menjalani kehidupan normal layaknya warga yang tinggal di perkotaan.

"Kaget juga sebenarnya kehidupan di pulau yang ada tempat tinggal seperti terisolasi. Sementara jangakauan untuk kebutuhan sehari-hari mereka yang sulit dan gak normal, karena ada transportasi kapal itu hanya hari-hari tertentu, tiga kali dalam sepekan," kata Fitri.

Baca juga: Enam calon haji Banten gagal berangkat

 

Pewarta: Mulyana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019