Dinas Pertanian Provinsi Banten mendorong para petani di Banten untuk mengembangkan penanaman jagung pola tumpangsari dengan kedelai untuk meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi resiko kegagalan tanam.

"Tahun kemarin kan kita lebih cenderung monokultur, jadi penanaman jagung saja. Nah tahun ini kita coba kembangkan tumpang sari dengan kedelai, termasuk dengan pengembangan peternakannya," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid di Serang, Kamis.

Agus mengatakan, upaya pengembangan jagung tumpangsari denga kedelai tersebut untuk menekan resiko kegagalan panen jika hanya mengandalkan satu jenis tanaman. Selain itu, jika tanaman tumpangsari tersebut bagus maka akan meningkatkan pendapatan bagi para petani.

"Namun demikian tahun ini petani hanya diberikan bibitnya saja dari pemerintah, untuk pupuknya harus dari petani sendiri," kata Agus.

Baca juga: Pemprov Banten sampaikan jawaban terkait alasan tingginya silpa APBD 2018

Langkah tersebut untuk mendorong kemandirian kepada petani, sehingga tidak sepenuhnya diberikan bantuan dari pemerintah secara keseluruhan, baik bibit maupun sebagian pupuknya.

"Pengembangan mono kultur atau hanya tanam jagung juga tetap ada, hanya saja jumlahnya berkurang dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun lalu mencapai 90 ribu hektare, tahun ini paling 20 ribu hektare," kata Agus.

Adapun daerah sentra pengembangan tanaman jagung baik yang monokultur maupun tumpangsari dengan kedelai, berada di tiga daerah di Banten yakni Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak serta Kabupaten Pandeglang.

Ia mengatakan, target pengembangan jagung tahun ini untuk tanaman jagung mono kultur 20 sekitar ribu hektare dan tanaman jagung tumpang sari dengan kedelai sekitar 30 ribu hektare.

Selain tumpang sari dengan kedelai, di Kabupaten Lebak pengembangan tanaman jagung juga disinergkan dengan pengembangan ternak kerbau dengan memanfaatkan limbah jagung untuk kerbau serta pengembangan unit pengolahan pupuk organik (Uppo) untuk memberikan nilai tambah bagi petani di Kabupaten Lebak.

"Untuk di Lebak ada pengembangan kerbau juga di kawasan jagung yang sebagian bantuan dari pemerintah," kata Agus M Tauchid.

Baca juga: Pemprov Banten meningkatkan kompetensi sekolah dalam pengelolaan BOS

Baca juga: Pendidikan dan kesehatan prioritas APBD Banten 2020

Baca juga: Distan Banten imbau petani percepat tanam antisipasi kekeringan

Baca juga: Komisi II DPR dukung Gubernur Banten atasi persoalan PPDB 2019

Baca juga: Banten bebaskan bea mutasi dan denda keterlambatan pajak kendaraan

Baca juga: IKA Unpad Banten diajak berkontribusi nyata bagi masyarakat

Pewarta: Mulyana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019