Pemerintah Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten akan membangun hunian sementara (huntara) di lahan reforma agraria bagi 40 kepala keluarga warga Kecamatan Sukaresmi terdampak tsunami Selat Sunda yang terjadi pada 22 Desember 2018.
"Untuk warga Sukaresmi yang menjadi korban tsunami akan dibangun huntara di tanah reforma agraria di Desa Mekarsari, Kecamatan Panimbang," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Pandeglang Pery Hasanudin saat bertemu dengan warga Desa Sidamukti, Kecamatan Sukaresmi, Pandeglang, Kamis.
Ia juga menyatakan, keterlambatan pembangunan huntara karena penunjukan lokasi yang belum mendapat kesepakatan masyarakat dan arealnya masuk dalam zona merah.
"Awalnya akan dibangun dekat Kecamatan Sukaresmi, tapi masyarakat menolak karena terlalu jauh. Setelah itu ada di Sidamukti namun masuk zona merah, makadari itu akan kita bangunkan di tanah reforma agraria Desa Mekarsari," ujarnya.
Anggaran yang akan digunakan untuk pembangunan huntara warga Desa Sidamukti berasal dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), dan yang akan mengelolanya Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Pandeglang.
Saat bertemu dengan Sekda Pandeglang, warga Desa Sidamukti selain mempertanyakan huntara, juga bantuan jaminan hidup (jadup) yang dijanjikan oleh Kementerian Sosial (Kemensos).
Terkait dengan jadup, Pery menyatakan pemerintah daerah terus berkoordinasi melalui Dinsos kepada Kemensos, namun hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut. "Tapi kami akan terus berupaya, mohon kesabaran dari masyarakat," ujarnya.
Kepala Desa Sidamukti Enjat Sujatma menyatakan, dengan adanya informasi atau gambaran tentang akan adanya pembangunan huntara cukup membuat tenang masyarakatnya.
Warga, kata dia, sangat menunggu sekali bantuanya, karna warga kami yang terdampak bencana khusunya yang rumahnya hilang. Jumlah seluruhnya korban terdampak tsunami sebanyak 95 kepala keluarga, namun yang dapat huntara hanya 40 kepala, yakni yang tempat tinggalnya hilang atau rata dengan tanah.
"Untuk pembangunan huntara lokasinya masyarakat kami setuju, bahkan mereka sangat berterima kasih jika huntara ini segera terealisasi karena zaman sekarang untuk membangun rumah itu sangat sulit," ujarnya.
Terkait Jadup, kata Enjat, masrakat Desa Sidamukti sangat manantikan sekali untuk mambantu pemenuhan kebutuhan hidupnya. "Mereka semua para korban sudah mempersiapkan persyaratannya diantaranya pembuatan nomor rekening," katanya.
Hadir dalam acara ini Camat Sukaresmi Atmaja, Camat Cigeulis, dan masyarakat korban bencana tsunami.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Untuk warga Sukaresmi yang menjadi korban tsunami akan dibangun huntara di tanah reforma agraria di Desa Mekarsari, Kecamatan Panimbang," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Pandeglang Pery Hasanudin saat bertemu dengan warga Desa Sidamukti, Kecamatan Sukaresmi, Pandeglang, Kamis.
Ia juga menyatakan, keterlambatan pembangunan huntara karena penunjukan lokasi yang belum mendapat kesepakatan masyarakat dan arealnya masuk dalam zona merah.
"Awalnya akan dibangun dekat Kecamatan Sukaresmi, tapi masyarakat menolak karena terlalu jauh. Setelah itu ada di Sidamukti namun masuk zona merah, makadari itu akan kita bangunkan di tanah reforma agraria Desa Mekarsari," ujarnya.
Anggaran yang akan digunakan untuk pembangunan huntara warga Desa Sidamukti berasal dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), dan yang akan mengelolanya Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Pandeglang.
Saat bertemu dengan Sekda Pandeglang, warga Desa Sidamukti selain mempertanyakan huntara, juga bantuan jaminan hidup (jadup) yang dijanjikan oleh Kementerian Sosial (Kemensos).
Terkait dengan jadup, Pery menyatakan pemerintah daerah terus berkoordinasi melalui Dinsos kepada Kemensos, namun hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut. "Tapi kami akan terus berupaya, mohon kesabaran dari masyarakat," ujarnya.
Kepala Desa Sidamukti Enjat Sujatma menyatakan, dengan adanya informasi atau gambaran tentang akan adanya pembangunan huntara cukup membuat tenang masyarakatnya.
Warga, kata dia, sangat menunggu sekali bantuanya, karna warga kami yang terdampak bencana khusunya yang rumahnya hilang. Jumlah seluruhnya korban terdampak tsunami sebanyak 95 kepala keluarga, namun yang dapat huntara hanya 40 kepala, yakni yang tempat tinggalnya hilang atau rata dengan tanah.
"Untuk pembangunan huntara lokasinya masyarakat kami setuju, bahkan mereka sangat berterima kasih jika huntara ini segera terealisasi karena zaman sekarang untuk membangun rumah itu sangat sulit," ujarnya.
Terkait Jadup, kata Enjat, masrakat Desa Sidamukti sangat manantikan sekali untuk mambantu pemenuhan kebutuhan hidupnya. "Mereka semua para korban sudah mempersiapkan persyaratannya diantaranya pembuatan nomor rekening," katanya.
Hadir dalam acara ini Camat Sukaresmi Atmaja, Camat Cigeulis, dan masyarakat korban bencana tsunami.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019