Kementerian Agama Kabupaten Lebak, Banten, meminta mubaligh yang menyampaikan siraman rohani melalui pengajian di masyarakat dapat menyebarkan kedamaian dan persatuan pasca-pemilihan umum (Pemilu) 2019.
"Kita berharap para mubaligh menyejukkan umat dan tidak memprovokasi yang bisa memecah belah persatuan," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lebak Akhmad Tohawi di Lebak, Senin.
Para mubaligh dalam menyampaikan siraman rohani melalui pengajian harus memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan kedamaian dan persatuan.
Sebab, kedamaian dan persatuan tidak bisa dipisahkan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Karena itu, para mubaligh jangan terpancing isu kemenangan dari salah satu pasangan calon presiden tertentu.
Saat ini, pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin juga pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno belum ditetapkan kemenangan.
Penetapan kemenangan presiden akan diumumkan KPU tanggal 22 Mei, setelah menggelar rapat sidang pleno rekapitulasi suara.
"Kita minta mubaligh percayakan penetapan presiden ke KPU sebagai penyelenggara pemilu," katanya.
Menurut Tohawi, apabila pascapemilu 2019 adanya dugaan kecurangan maka diselesaikan secara konstitusional sesuai undang-undang melalui KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara pemilu.
Namun, jika proses penyelesaian itu tidak merasa puas maka bisa dilanjutkan secara hukum ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Pasangan calon presiden itu dinyatakan kalah maka harus menerima dan bersikap legowo sesuai fakta integritas pemilu damai.
"Kita negara hukum maka penyelesaian juga harus ditempuh secara hukum dan jangan sampai terjadi 'people power'," katanya menjelaskan.
Ketua Barikade Gus Dur Provinsi Banten Roji Santani mengajak masyarakat baik pendukung pasangan presiden nomor urut 01 maupun pasangan presiden nomor urut 02 agar menjaga kedamaian pascapemilu
Masyarakat harus menjaga kedamaian di tengah perbedaan selain itu juga nilai-nilai toleransi, sikap saling menghargai dan menghormati. "Kita jangan sampai perbedaan politik pada pemilu itu menjadikan perpecahan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Kita berharap para mubaligh menyejukkan umat dan tidak memprovokasi yang bisa memecah belah persatuan," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lebak Akhmad Tohawi di Lebak, Senin.
Para mubaligh dalam menyampaikan siraman rohani melalui pengajian harus memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan kedamaian dan persatuan.
Sebab, kedamaian dan persatuan tidak bisa dipisahkan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Karena itu, para mubaligh jangan terpancing isu kemenangan dari salah satu pasangan calon presiden tertentu.
Saat ini, pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin juga pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno belum ditetapkan kemenangan.
Penetapan kemenangan presiden akan diumumkan KPU tanggal 22 Mei, setelah menggelar rapat sidang pleno rekapitulasi suara.
"Kita minta mubaligh percayakan penetapan presiden ke KPU sebagai penyelenggara pemilu," katanya.
Menurut Tohawi, apabila pascapemilu 2019 adanya dugaan kecurangan maka diselesaikan secara konstitusional sesuai undang-undang melalui KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara pemilu.
Namun, jika proses penyelesaian itu tidak merasa puas maka bisa dilanjutkan secara hukum ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Pasangan calon presiden itu dinyatakan kalah maka harus menerima dan bersikap legowo sesuai fakta integritas pemilu damai.
"Kita negara hukum maka penyelesaian juga harus ditempuh secara hukum dan jangan sampai terjadi 'people power'," katanya menjelaskan.
Ketua Barikade Gus Dur Provinsi Banten Roji Santani mengajak masyarakat baik pendukung pasangan presiden nomor urut 01 maupun pasangan presiden nomor urut 02 agar menjaga kedamaian pascapemilu
Masyarakat harus menjaga kedamaian di tengah perbedaan selain itu juga nilai-nilai toleransi, sikap saling menghargai dan menghormati. "Kita jangan sampai perbedaan politik pada pemilu itu menjadikan perpecahan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019