Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Tangerang, Banten, secara gencar melakukan pencegahan pengunaan narkoba di kalangan siswa dengan bantuan guru dan orang tua.
Kepala BNK Tangerang Dedi Sutardi di Tangerang, Kamis, mengatakan bahwa saat ini siswa setiap hari berhubungan dengan gawai dengan teknologi informasi sehingga pengaruhnya sangat besar.
"Untuk itu, perlu pengawasan guru dan orang tua agar anak tidak mudah mengunakan atau terpengaruh narkoba," katanya.
Upaya tersebut dilakukan karena pengedar narkoba menyasar siswa. Biasanya, awalnya ingin mencoba dengan gratis, setelah itu ketagihan dan membeli.
Dedi menegaskan bahwa upaya pencegahan sangat penting karena pengedar narkoba tidak mengenal status, tetapi mengejar keutungan belaka.
Namun, menurut dia, untuk pencegahan perlu pendekatan secara umum maupun psikologi di sekolah dan di rumah masing-masing.
Menurut dia, teknologi informasi saat ini tidak bisa dibendung tetapi orang tua dan guru dapat mengawasi siswa.
Ia mengharapkan siswa dan orang tua serta guru dapat bertukar informasi dengan memberikan motivasi agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba.
Demikian pula, orang tua harus memberikan pemahaman agama sehingga siswa dapat membentengi diri dari pengaruh pengunaan narkoba.
Narkoba itu, kata dia, seperti makanan yang terus berkembang mengikuti selera pasar dan dikemas dalam bentuk menarik.
Untuk itu, perlu diketahui dan diwaspadai karena narkoba telah merasuk dan beredar di semua lini kehidupan, malahan di lingkungan anak-anak.
Peredaran narkoba oleh pedagang dengan sasaran tidak mengenal umur, agama, lokasi, jenis makanan, dan kelamin. Bagi mereka, yang terpenting demi mendapatkan keuntungan mengiurkan. ***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
Kepala BNK Tangerang Dedi Sutardi di Tangerang, Kamis, mengatakan bahwa saat ini siswa setiap hari berhubungan dengan gawai dengan teknologi informasi sehingga pengaruhnya sangat besar.
"Untuk itu, perlu pengawasan guru dan orang tua agar anak tidak mudah mengunakan atau terpengaruh narkoba," katanya.
Upaya tersebut dilakukan karena pengedar narkoba menyasar siswa. Biasanya, awalnya ingin mencoba dengan gratis, setelah itu ketagihan dan membeli.
Dedi menegaskan bahwa upaya pencegahan sangat penting karena pengedar narkoba tidak mengenal status, tetapi mengejar keutungan belaka.
Namun, menurut dia, untuk pencegahan perlu pendekatan secara umum maupun psikologi di sekolah dan di rumah masing-masing.
Menurut dia, teknologi informasi saat ini tidak bisa dibendung tetapi orang tua dan guru dapat mengawasi siswa.
Ia mengharapkan siswa dan orang tua serta guru dapat bertukar informasi dengan memberikan motivasi agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba.
Demikian pula, orang tua harus memberikan pemahaman agama sehingga siswa dapat membentengi diri dari pengaruh pengunaan narkoba.
Narkoba itu, kata dia, seperti makanan yang terus berkembang mengikuti selera pasar dan dikemas dalam bentuk menarik.
Untuk itu, perlu diketahui dan diwaspadai karena narkoba telah merasuk dan beredar di semua lini kehidupan, malahan di lingkungan anak-anak.
Peredaran narkoba oleh pedagang dengan sasaran tidak mengenal umur, agama, lokasi, jenis makanan, dan kelamin. Bagi mereka, yang terpenting demi mendapatkan keuntungan mengiurkan. ***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019