Produk gerabah dan keramik hias Indonesia dinilai mampu kompetitif di tingkat internasional, yang dibuktikan melalui capaian nilai ekspor mencapai 25,4 juta dolar AS pada 2018 atau naik dibanding perolehan tahun sebelumnya yang 25,2 juta dolar AS.
"Pemerintah menjadikan IKM gerabah dan keramik hias ini sebagai salah satu sektor yang perlu didorong pengembangannya, guna memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.
Gati menjelaskan, salah satu kekuatan Indonesia dalam upaya menumbuhkan IKM gerabah dan keramik hias, yakni ditopang oleh ketersediaan bahan baku yang cukup melimpah seperti tanah liat, feldspar, pasir silika, dolomit, limestone, batu granit, dan sumber daya alam lainnya.
"Selain itu, keunggulan kita adalah punya beragam desain yang menarik. Apalagi, industri kerajinan keramik hias atau gerabah di Indonesia merupakan sektor yang lekat dengan budaya, sehingga memiliki tempat di hati masyarakat kita," paparnya.
Oleh karena itu, Gati optimistis kegiatan usaha IKM gerabah dan keramik hias di Indonesia dapat terus tumbuh dan berkembang. Kemenperin mencatat, jumlah IKM gerabah dan keramik hias lebih dari 5.200 unit usaha yang telah menyerap tenaga kerja hingga 21.470 orang.
"Sentra IKM gerabah dan keramik hias tersebar di sejumlah wilayah Indonesia, di antaranya Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan," sebutnya.
Beberapa negara tujuan utama ekspor tersebut, antara lain ke Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Belanda dan Britania Raya.
"Kami yakin, IKM gerabah dan keramik hias di Indonesia masih memiliki peluang untuk meraih pasar yang lebih besar di dunia internasional. Apalagi, adanya kerja sama ekonomi komprehensif yang sudah ditandatangani seperti dengan Australia dan EFTA," imbuhnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Pemerintah menjadikan IKM gerabah dan keramik hias ini sebagai salah satu sektor yang perlu didorong pengembangannya, guna memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.
Gati menjelaskan, salah satu kekuatan Indonesia dalam upaya menumbuhkan IKM gerabah dan keramik hias, yakni ditopang oleh ketersediaan bahan baku yang cukup melimpah seperti tanah liat, feldspar, pasir silika, dolomit, limestone, batu granit, dan sumber daya alam lainnya.
"Selain itu, keunggulan kita adalah punya beragam desain yang menarik. Apalagi, industri kerajinan keramik hias atau gerabah di Indonesia merupakan sektor yang lekat dengan budaya, sehingga memiliki tempat di hati masyarakat kita," paparnya.
Oleh karena itu, Gati optimistis kegiatan usaha IKM gerabah dan keramik hias di Indonesia dapat terus tumbuh dan berkembang. Kemenperin mencatat, jumlah IKM gerabah dan keramik hias lebih dari 5.200 unit usaha yang telah menyerap tenaga kerja hingga 21.470 orang.
"Sentra IKM gerabah dan keramik hias tersebar di sejumlah wilayah Indonesia, di antaranya Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan," sebutnya.
Beberapa negara tujuan utama ekspor tersebut, antara lain ke Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Belanda dan Britania Raya.
"Kami yakin, IKM gerabah dan keramik hias di Indonesia masih memiliki peluang untuk meraih pasar yang lebih besar di dunia internasional. Apalagi, adanya kerja sama ekonomi komprehensif yang sudah ditandatangani seperti dengan Australia dan EFTA," imbuhnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019